TEMPO.CO, Jakarta - Setelah berbulan-bulan menyerang Hizbullah, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) akhirnya mengumumkan bahwa 10 dari 11 komandan senior organisasi itu, termasuk Sekretaris Jenderal Hibullah, Hassan Nasrallah, telah "disingkirkan". Hanya Abu Ali Rida, Komandan Unit Bader, yang masih hidup.
IDF merilis bagan yang mereka sebut rantai komando Hizbullah itu pada 28 September 2024. Bagan itu disebar setelah serangan udara IDF ke selatan Beirut, Lebanon yang menewaskan Nasrallah dan sejumlah komandan Hizbullah lainnya. IDF menandai orang-orang yang telah "disingkirkan" pada bagan itu.
Siapa saja komandan senior Hizbullah yang dibunuh Israel itu? Berikut ini profilnya.
Hassan Nasrallah
Sekretaris Jenderal
Nasrallah sering disebut sebagai Sayid Hassan. Sayid adalah gelar kehormatan yang menunjukkan bahwa ia keturunan Nabi Muhammad. Dia menjadi ulama Syiah yang disegani setelah bergabung dengan Gerakan Amal, partai Lebanon yang didirikan ulama Musa al-Sadr.
Nasrallah memimpin Hizbullah sejak pendahulunya, Abbas al-Musawi, dibunuh Pasukan Pertahanan Israel (DF) pada Februari 1992. Nasrallah tewas dalam serangan udara militer Israel di Beirut, Lebanon pada Jumat malam, 27 September 2024.
Ibrahim Muhammad Qabisi
Kepala Pasukan Rudal dan Roket
Qabisi bergabung dengan Hizbullah pada tahun 1980-an dan sejak itu memegang beberapa peran militer penting dalam organisasi tersebut, termasuk sebagai perwira senior di Unit Operasi Hizbullah di Lebanon selatan dan memimpin Unit Badr di Front Selatan. Dia bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan sejumlah serangan terhadap Israel.
IDF mengumumkan pada 24 September 2024 bahwa, berdasarkan keterangan intelijennya, Angkatan Udara Israel telah menyerang wilayah Dahieh di Beirut, Libanon dan menewaskan Qabisi. Serangan itu juga diklaim telah menghantam komando pusat Pasukan Rudal dan Roket Hizbullah.
Ibrahim Aqil
Kepala Unit Operasi dan Komandan Pasukan Radwan
Aqil bergabung dengan Organisasi Jihad Islam pada 1980-an. Sejak 2004, dia menjadi Kepala Unit Operasi Hizbullah, yang bertanggung jawab dalam serangan bom, rudal anti-tank, dan sistem pertahanan udara di luar Libanon. Dia juga memimpin Pasukan Radwan, pasukan elit Hizbullah. IDF menyatakan Aqil-lah yang memerintahkan serangan ke Kedutaan Besar Amerika Serikat di Beirut pada 1983.
Pada 20 September 2024, IDF menyatakan bahwa pesawat Angkatan Udara Israel telah menyerang Beirut dan menewaskan Aqil. Sejumlah pejabat senior Hizbullah dan komandan Unit Radwan juga tewas.
Fuad Shukr
Kepala Unit Strategis
Fuad bergabung dengan Hizbullah pada 1985 dan telah menduduki sejumlah jabatan penting. Dia adalah anggota Dewan Jihad, forum militer paling senior Hizbullah. Dia juga menjadi tangan kanan Hassan Nasrallah dan penasihat Nasrallah dalam perencanaan dan operasi perang. IDF mengumumkan pada 30 Juli 2024 bahwa serangan jet tempur Angkatan Udara Israel telah menewaskan Fuad Shukr, komandan militer paling senior Hizbullah, di wilayah Beirut.
Ali Karaki
Komandan Front Selatan
Karaki bergabung dengan Hizbullah selama Perang Sipil Libanon 1975-1990 dan Perang Libanon-Israel 2006. Dia kemudian menjadi anggota Dewan Jihad Hizbullah. Karaki tewas bersama Nasrallah dalam serangan udara Israel pada 27 September 2024.
Wissam al-Tawil
Komandan Pasukan Radwan
Al-Tawil bergabung dengan Hizbullah pada 1989 dan terlibat dalam perang Hizbullah-Israel pada 2006. Selama Perang Sipil Suriah, dia memimpin pasukan yang mendukung Angkatan Bersenjata Suriah untuk melawan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Dia juga berperan dalam upaya milisi Houthi menguasai Yaman.
Serangan udara Israel menewaskannya pada 8 Januari 2024 saat sedang mengendarai mobil di Lebanon selatan. Saat itu dia memimpin Pasukan Radwan, pasukan elite Hizbullah.
Abu Hassan Samir
Kepala Unit Pelatihan Pasukan Radwan
Samir memegang beragam jabatan di Hizbullah sebelum menjadi komandan Pasukan Radwan dan terakhir sebagai kepala unit pelatihan pasukan elite itu. Israel menyatakan dia terlibat dalam perencanaan dan memimpin Penaklukan Galilea, rencana serangan Hizbullah untuk menguasai Galilea, Israel utara. Dia tewas dalam serangan Israel pada 20 September 2024.
Muhammad Hussein Srour
Komandan Komando Udara
Menurut IDF, Srour bergabung dengan Hizbullah pada 1980-an. Dia menduduki sejumlah jabatan, termasuk komandan unit rudal darat-ke-udara, komandan unit Aziz di Pasukan Radwan, dan utusan Hizbullah ke kelompok Houthi di Yaman. Dia terlibat dalam Perang Pedang Besi (Swords of Iron War), perang yang diumumkan Israel untuk melawan Hamas sebagai balasan atas serangan kejutan Hamas pada 7 Oktober 2023. Selama perang itu dia memimpin sejumlah serangan terhadap Israel dengan menggunakan peledak dan pesawat nirawak (drone). Srour tewas dalam serangan udara Israel di Beirut pada 26 September 2024.
Sami Taleb Abdullah
Komandan Unit Nasir
Abdullah adalah salah satu komandan senior Hizbullah di Libanon selatan yang bertugas merencanakan dan menjalankan sejumlah serangan ke Israel. Dia memimpin Unit Nasir, pasukan intelijen Hizbullah. IDF menyatakan bahwa serangan udara mereka ke markas komando Hizbullah di Kota Jouaiya, Tyre, Libanon pada 11 Juni 2024 telah menewaskan Abdullah.
Muhammad Nee'ma Nasser
Komandan Unit Aziz
Nasser, yang juga dijuluki Haji Nee'ma, memimpin Unit Aziz, pasukan Hizbullah yang beroperasi di sektor barat Lebanon selatan. Dia tewas dalam serangan udara Israel ke Tyre, Lebanon pada 3 Juli 2024.
Abu Ali Rida
Komandan Unit Bader
Rida memimpin Unit Bader, pasukan Hizbullah yang ahli dalam taktik gerilya tingkat lanjut. Pasukan ini terlatih menangani senjata canggih dan pertempuran langsung. Hingga saat ini Rida menjadi satu-satunya komandan senior Hizbullah yang masih hidup.
Pilihan editor: