TEMPO.CO, Jakarta - Israel mulai melancarkan serangan udara terhadap Lebanon sejak 23 September 2024. Akibat serangan itu, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dan sejumlah tokoh penting lainnya tewas terbunuh oleh bom buatan Amerika Serikat.
Serangan tersebut merupakan bagian dari apa yang disebut Israel sebagai "fase baru" perang. Israel mengalihkan fokusnya dari Gaza ke Lebanon, yang didahului oleh serangan pager Israel di Lebanon dan Suriah minggu lalu.
Sejak "Operasi Panah Utara" Israel dimulai di berbagai bagian negara itu, Lebanon telah melaporkan bahwa ratusan orang tewas dan 1 juta lainnya mengungsi. Dilansir dari Newsweek, Institut Studi Perang mengatakan bahwa Israel mengantisipasi Hizbullah akan menjadi kekuatan musuh utama yang dilawan IDF, dan bukan Angkatan Bersenjata Lebanon. Lalu bagaimana peta kekuatan tantara Lebanon dibandingkan Israel?
Angkatan Bersenjata Lebanon
Angkatan Bersenjata Lebanon dibagi menjadi tiga cabang termasuk angkatan darat, angkatan udara, dan angkatan laut, dan mereka ditugaskan untuk misi pertahanan, keamanan, dan pembangunan.
"Angkatan Bersenjata Lebanon (LAF) telah menjadi lembaga militer nasional yang semakin profesional dan cakap setelah penarikan pasukan Suriah dari Lebanon pada tahun 2005. Akan tetapi, LAF telah gagal untuk membatasi otonomi kekuatan politik Lebanon, dan telah berjuang untuk mencegah penetrasi politik jajaran militer," tulis Aram Nerguizian, penasihat senior, program hubungan sipil-militer di negara-negara Arab, Malcolm H. Kerr Carnegie Middle East Center, untuk Carnegie Endowment .
Tentara Lebanon tahun 2024 sepenuhnya berbasis sukarelawan dan terdiri dari "sekitar 73.000 tentara aktif (70.000 Angkatan Darat; 1.500 Angkatan Laut; 1.500 Angkatan Udara)", menurut CIA World Factbook. LAF berkantor pusat di Yarze, sebuah kota di distrik tenggara Beirut, ibu kota negara tersebut.