Serangan Israel sejak Senin pagi telah menewaskan 569 orang, termasuk 50 anak-anak, dan melukai 1.835 orang di Lebanon, Menteri Kesehatan Firass Abiad mengatakan kepada Al Jazeera Mubasher TV.
Serangan baru terhadap Hizbullah telah memicu kekhawatiran bahwa konflik yang telah berlangsung hampir setahun antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas di Gaza semakin meningkat dan dapat mengganggu stabilitas Timur Tengah. Inggris mendesak warga negaranya untuk meninggalkan Lebanon dan mengatakan bahwa mereka akan mengerahkan 700 tentara ke Siprus untuk membantu warga negaranya mengungsi.
Dewan Keamanan PBB mengatakan akan bertemu pada hari Rabu untuk membahas konflik tersebut. "Lebanon sudah di ambang kehancuran. Rakyat Lebanon, rakyat Israel, dan rakyat dunia, tidak sanggup membiarkan Lebanon menjadi seperti Gaza," kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.
Di Beirut, ribuan orang terlantar yang melarikan diri dari Lebanon selatan berlindung di sekolah dan bangunan lainnya. Di Institut Teknik Bir Hassan, para relawan membawa botol air, obat-obatan, dan perlengkapan lainnya untuk para pendatang baru.
Pada Rabu pagi, serangan Israel menghantam kota tepi laut Jiyyeh, 75 km (46 mil) di utara perbatasan dengan Israel, kata dua sumber keamanan. Setengah juta orang diperkirakan telah mengungsi dari Lebanon, kata Bou Habib. Ia mengatakan Perdana Menteri Lebanon berharap dapat bertemu dengan pejabat AS dalam dua hari ke depan.
REUTERS
Pilihan editor: Polisi Swiss Tangkap Sejumlah Orang setelah Kapsul Bunuh Diri Pertama Kali Digunakan