TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin bercanda ketika dia mengatakan Moskow mendukung kandidat Partai Demokrat Kamala Harris dalam pemilihan presiden AS bulan November, Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Sky News Arabia.
"Itu hanya lelucon," kata Lavrov, ketika ditanya seberapa besar pergantian presiden AS akan mempengaruhi kebijakan luar negeri Rusia. "Presiden Putin memiliki selera humor yang bagus. Dia sering bercanda selama pernyataan dan wawancaranya.
"Saya tidak melihat adanya perbedaan jangka panjang dalam sikap kami terhadap pemilihan umum saat ini atau sebelumnya di Amerika Serikat, karena negara ini diperintah oleh 'negara dalam' yang terkenal kejam," kata Lavrov, tanpa memberikan bukti untuk pernyataan tersebut.
Komentar Lavrov ini dipublikasikan di situs web kementerian luar negeri pada Jumat, 20 September 2024.
Pada 5 September 2024, Putin mengatakan bahwa Rusia akan mendukung calon presiden Amerika Serikat Kamala Harris, seperti yang direkomendasikan oleh Presiden AS Joe Biden.
"Saya menyatakan bahwa presiden saat ini, Biden, adalah favorit kami. Dia (Biden) dikeluarkan dari pencalonan, tetapi dia merekomendasikan agar semua pendukung menyokong Harris," kata Putin.
"Jadi kami akan melakukan hal yang sama – kami akan mendukungnya (Harris)," kata presiden Rusia itu, saat berpidato pada Forum Ekonomi Timur (EEF) di Vladivostok.
Putin menyadari bahwa Rusia bukanlah pihak yang berhak menentukan kandidat favorit pemilihan presiden AS. "Mengenai siapa yang favorit, bukan kami yang menentukannya," kata Putin.
Putin menambahkan bahwa presiden baru AS akan menjadi pilihan warga Amerika sendiri.
Ia menyebut mantan Presiden AS Donald Trump telah menjatuhkan sejumlah besar sanksi terhadap Rusia. Putin berharap Harris tidak akan mengikuti jejak Trump seperti itu.
"Trump telah menerapkan begitu banyak pembatasan dan sanksi terhadap Rusia, yang belum pernah diterapkan oleh presiden mana pun sebelumnya. Dan jika Harris baik-baik saja, mungkin dia akan menahan diri dari tindakan semacam ini," kata Putin.
Komentar pemimpin Rusia tersebut mendorong Gedung Putih untuk mengatakan bahwa Putin harus berhenti mengomentari pemilihan 5 November.
REUTERS | SPUTNIK
Pilihan Editor: Takut Mata-mata, Pejabat Negara di Ukraina Tak Boleh Pakai Telegram