Eskalasi Dikhawatirkan Meningkat
Sebuah foto tak bertanggal Muhsin Shukr, juga dikenal sebagai Fuad Shukr, dan digambarkan oleh sumber keamanan Lebanon sebagai kepala pusat operasi Hizbullah, muncul di poster buronan yang diedarkan oleh entitas Layanan Keamanan Diplomatik Departemen Luar Negeri AS "Rewards for Justice". Rewards for Justice (RFJ)/Handout via REUTERS
Menteri Luar Negeri Lebanon, Abdallah Bou Habib, mengatakan pemerintahnya mengutuk serangan Israel dan berencana mengajukan keluhan ke PBB.
“Kami tidak memperkirakan mereka akan menyerang Beirut dan mereka menyerang Beirut,” katanya kepada Reuters, seraya berharap tanggapan Hizbullah tidak akan memicu eskalasi.
“Mudah-mudahan respon apa pun proporsional dan tidak lebih dari itu, sehingga gelombang pembunuhan, pemukulan, dan penembakan ini berhenti,” ujarnya.
Radio Militer Israel juga melaporkan bahwa militer menginstruksikan penduduk di kota-kota dekat perbatasan Lebanon untuk tetap berada di tempat perlindungan untuk mengantisipasi potensi balasan dari Hizbullah.
Beberapa jam sebelum serangan, Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin mengatakan dia tidak yakin pertarungan antara Hizbullah dan Israel tidak bisa dihindari, meskipun dia tetap khawatir tentang potensi eskalasi.
Hizbullah dan Israel, yang terakhir kali saling berperang dalam perang besar pada 2006, telah saling baku tembak sejak meletusnya perang Gaza pada Oktober, setelah Hizbullah mulai menembaki sasaran-sasaran Israel sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina.
Permusuhan sebagian besar terbatas pada wilayah perbatasan dan kedua belah pihak sebelumnya telah mengindikasikan bahwa mereka tidak menginginkan konfrontasi yang lebih luas meskipun konflik tersebut telah menimbulkan kekhawatiran mengenai risiko mengarah pada perang.
Pilihan Editor: Timur Tengah Membara, Banyak Maskapai Batalkan Penerbangan ke Beirut
REUTERS