TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok milisi Houthi di Yaman menyatakan telah menyerang 153 kapal Amerika Serikat, Inggris, dan Israel sejak Oktober 2023. Serangan itu menggunakan rudal dan drone canggih bikinan mereka sendiri.
Almasirah, media Houthi di Yaman, menyatakan pada Ahad, 7 Juli 2024, bahwa Houthi telah mengadopsi strategi baru dan menggunakan alat-alat baru dalam operasi militer melawan kepentingan Israel, baik di laut maupun jauh ke dalam wilayah Negeri Yahudi. Alat baru itu antara lain drone laut Toofan 1 yang berdaya rusak tinggi dan telah mereka gunakan untuk menenggelamkan kapal Tutor.
M/V Tutor adalah kapal kargo pengangkut batu bara Yunani berbendera Liberia yang tenggelam pada 12 Juni 2024 di Laut Merah. Operasi Perdagangan Laut Inggris (UKMTO) melaporkan bahwa kapal itu ditabrak oleh sebuah kapal kecil dan kemudian kembali dihantam oleh proyektil tak dikenal yang menyebabkan kerusakan parah pada kapal tersebut.
Houthi menyatakan bahwa mereka juga menggunakan rudal balistik hipersonik untuk menembak MSC Sarah V di perairan Yaman. Kapal kontainer berbendera Liberia itu dioperasikan oleh MSC Mediterranean Shipping, perusahaan pengapalan Swiss. Rudal hipersonik buatan dalam negeri ini memiliki teknologi canggih, penargetan yang tepat, dan kemampuan jarak jauh.
Pemimpin Houthi, Sayid Abdulmalik Badruldin Al-Houthi alias Abu Jibril, menyatakan bahwa baru-baru ini milisinya telah menggelar 10 operasi militer dengan mengerahkan 26 rudal balistik, drone, dan kapal yang menyasar delapan kapal. “Dengan demikian, jumlah total kapal yang menjadi sasaran yang terkait dengan musuh-musuh — Israel, Amerika Serikat, dan Inggris — berjumlah 153 kapal, yang merupakan jumlah yang signifikan dan berdampak besar pada musuh,” katanya, seperti dikutip Almasirah. Jumlah itu merupakan total kapal korban mereka sejak Oktober 2023.
Houthi, yang nama resminya Ansar Allah, adalah kelompok bersenjata beraliran Islam Syiah yang mengkudeta pemerintahan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh pada 2014. Kelompok ini menguasai sebagian wilayah negeri itu, termasuk Sanaa, ibu kota Yaman. Hal ini telah memicu perang saudara di sana yang masih berlangsung hingga kini.
Setelah Israel menginvasi Jalur Gaza, Palestina sebagai balasan atas serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, Houthi mengumumkan embargo terhadap Israel. Mereka menyerang kapal-kapal yang mereka klaim berhubungan dengan Israel saat kapal-kapal itu melintasi Laut Merah, Teluk Aden, dan Samudera Hindia yang berdekatan dengan Yaman.
Berbagai serangan itu telah memicu krisis di kawasan Laut Merah. Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Lloyd Austin, lantas meluncurkan Operasi Penjaga Kemakmuran, operasi militer multinasional untuk mengamankan perairan sekitar Yaman.
Menurut Sayid Abdulmalik Al-Houthi, operasi militer Houthi telah menyebabkan biaya asuransi kapal meningkat lebih dari seribu persen dan biaya pengapalan ke Amerika melonjak sebesar 7%. Situasi serupa juga terjadi di Inggris dan bahkan lebih buruk dari situasi yang dialami Amerika.
Pilihan editor: