Kekacauan dan kegagalan
Dalam komentar pertamanya setelah hasil pemilu Prancis putaran pertama, Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni pada Senin mengatakan bahwa "upaya terus-menerus untuk menjelek-jelekkan" pemilih sayap kanan telah kehilangan dampaknya.
"Upaya terus-menerus untuk menjelek-jelekkan dan memojokkan orang-orang yang tidak memilih sayap kiri ... adalah tipuan yang semakin lama semakin sedikit orang yang percaya," kata Meloni kepada kantor berita Adnkronos.
Di Inggris, kandidat pemilu Keir Starmer dari Partai Buruh mengatakan bahwa kemenangan sayap kanan di Prancis membuktikan sayap kiri harus menunjukkan bahwa "hanya kaum progresif yang memiliki jawaban" atas masalah-masalah di Inggris dan di seluruh Eropa.
"Kita harus membuat seruan progresif itu. Tetapi kita harus, dalam membuat itu, memahami mengapa, tentu saja di Inggris setelah 14 tahun kekacauan dan kegagalan, orang-orang merasa tidak puas dengan politik, mengembalikan politik untuk melayani, dan terus membuat argumen bahwa politik adalah kekuatan untuk kebaikan," katanya.
Menteri diaspora Israel Amichai Chikli mengatakan bahwa ia "terkesan" dengan posisi yang diambil oleh Le Pen, dan menambahkan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga tampaknya "memiliki pendapat yang sama".
Chikli mengatakan kepada lembaga penyiaran Kan pada hari Senin bahwa akan "sangat baik bagi Israel" jika Le Pen menjadi presiden di Prancis, mengingat "sikapnya yang tegas" terhadap Hamas, Mahkamah Pidana Internasional, dan anti-Semitisme.
Namun, Perdana Menteri Polandia Donald Tusk mengeluarkan peringatan tentang sayap kanan.
"Mereka mencintai Putin, uang dan kekuasaan tanpa kendali. Dan mereka sudah berkuasa atau sedang berusaha meraihnya di Eropa Timur atau Barat," tulisnya dalam sebuah posting online.
"Kemajuan sayap kanan di Prancis tidak terlepas dari apa yang terjadi di belahan dunia lain - termasuk di Spanyol - di mana kita melihat bagaimana, secara langsung atau tidak langsung ... sayap kanan maju secara institusional dan dalam jajak pendapat," ujarnya dalam sebuah wawancara dengan jaringan radio Cadena Ser.
Sementara itu, pasar Prancis dan Eropa bereaksi positif terhadap hasil pemilu pada Senin, 1 Juli 2024.
Saham-saham Perancis dan euro menguat, dengan indeks CAC 40, yang mewakili 40 perusahaan terbesar yang terdaftar di Paris, naik 2,7% pada pembukaan sebelum sedikit melemah.
Euro, yang telah terpukul setelah pengumuman mengejutkan dari Macron terkait pemilihan Parlemen Eropa pada awal Juni, mencapai level terkuatnya terhadap dolar Amerika Serikat dalam lebih dari dua minggu.
AL JAZEERA
Pilihan Editor: Militan Gaza Tembakkan Roket ke Israel, Bukti Perlawanan Palestina Masih Kuat