TEMPO.CO, Jakarta - Tujuh negara telah meminta warganya untuk meninggalkan Lebanon, di tengah meningkatnya kekhawatiran akan perang besar-besaran antara Israel dan kelompok Hizbullah Lebanon. Sementara lima negara lainnya telah menyarankan warganya untuk tidak melakukan perjalanan ke Lebanon saat ini.
Kedutaan Besar Arab Saudi di Beirut pada Sabtu mendesak warganya yang saat ini berada di Lebanon “untuk segera meninggalkan wilayah Lebanon”. Mereka menekankan pentingnya bagi warag Saudi “untuk tetap berhubungan dengan kedutaan jika terjadi keadaan darurat.”
Australia pada Jumat “sangat menyarankan” warganya untuk tidak bepergian ke Lebanon, dengan alasan situasi keamanan yang sangat tidak stabil. Menteri Luar Negeri Penny Wong mendesak warga Australia di Lebanon untuk segera meninggalkan negara tersebut selagi penerbangan komersial masih tersedia.
Kementerian Luar Negeri Belanda di X mendesak warganya untuk menghindari perjalanan ke Lebanon dan mereka yang tinggal di sana untuk pergi karena penerbangan komersial masih beroperasi.
Kementerian Luar Negeri Jerman juga mengeluarkan peringatan perjalanan dan meminta warganya di Lebanon untuk meninggalkan negara tersebut, dengan menekankan bahwa “situasi di perbatasan antara Israel dan Lebanon sangat tegang.”
Pemerintah Kanada juga mendesak warga negaranya di Lebanon untuk meninggalkan negara itu di tengah meningkatnya ketegangan di sepanjang perbatasan Lebanon-Israel.
“Keselamatan dan keamanan warga Kanada di dalam dan luar negeri adalah prioritas utama Kanada,” kata Menteri Luar Negeri Melanie Joly dalam pernyataannya pada Selasa.
Makedonia Utara juga meminta warganya pada Ahad untuk meninggalkan Lebanon sesegera mungkin karena situasi keamanan yang memburuk di sana.
Peringatan tersebut muncul setelah Kuwait mendesak warganya pada 22 Juni untuk menghindari perjalanan ke Lebanon, dan mereka yang berada di negara tersebut harus meninggalkan negara tersebut sesegera mungkin “mengingat situasi keamanan yang terjadi di wilayah tersebut.”
Peringatan Perjalanan ke Lebanon
Pada 5 Juni, Kedutaan Besar AS di Beirut menyarankan warga Amerika di Lebanon untuk menghindari perjalanan ke daerah di sepanjang perbatasan dengan Israel dan Suriah.
Inggris dengan tegas menyarankan warganya pada Rabu untuk tidak melakukan perjalanan ke Lebanon.
“FCDO menyarankan agar semua perjalanan ke Lebanon tidak dilakukan karena risiko yang terkait dengan konflik antara Israel dan Wilayah Pendudukan Palestina,” kata Kantor Luar Negeri, Persemakmuran dan Pembangunan dalam sebuah pernyataan.
Duta Besar Rusia untuk Lebanon Alexander Rudakov mendesak warga Rusia untuk menunggu sampai situasi di negara itu tenang, menekankan bahwa saat ini “tidak ada alasan untuk panik serius,” seraya menambahkan bahwa misi diplomatik terus beroperasi secara normal dan mengambil langkah-langkah keamanan yang diperlukan untuk kepentingannya. karyawan.
Kementerian Luar Negeri Irlandia juga menyarankan agar semua perjalanan ke wilayah tertentu di Lebanon tidak dilakukan dan mendesak warga Irlandia yang saat ini berada di negara tersebut untuk sangat berhati-hati.
Yordania pada Jumat dengan tegas menyarankan warganya untuk tidak melakukan perjalanan ke Lebanon, mengingat perkembangan yang sedang berlangsung di wilayah tersebut.
Ketegangan meningkat di sepanjang perbatasan Lebanon dengan Israel di tengah serangan lintas batas antara kelompok Hizbullah Lebanon dan pasukan Israel. Ini terjadi setelah Israel terus melancarkan serangan mematikannya di Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 37.800 orang sejak Oktober menyusul serangan oleh kelompok Palestina Hamas.
Pilihan Editor: Liga Arab Keluarkan Hizbullah dari Daftar Organisasi Teroris
ANADOLU