TEMPO.CO, Jakarta - Malam ini, Kamis 27 Juni 2024 digelar Debat Capres AS antara petahana Presiden Joe Biden dan mantan Presiden Donald Trump. Mereka tengah berduel untuk memperebutkan kursi orang nomor satu di Amerika Serikat.
Dari tiga isu yang akan dibedah, inflansi AS mendapat sorotan khusus. Sentimen konsumen terhadap perekonomian dapat menjadi faktor penentu dalam hasil pemilihan tersebut.
Lantas bagaimana klaim inflasi saat Biden dan Trump menduduki puncak pemerintahan Amerika Serikat?
Klaim Inflasi AS
Dilansir dari New York Times, Joe Biden masih berusaha mengatasi polemik inflasi AS sebagai tantangan terbesar dalam pemerintahannya. Meskipun inflasi baru-baru ini menurun, namun publik tidak melupakan lonjakan drastis pada awal masa jabatan Biden.
Di sisi lain, Trump sering membanggakan pencapaiannya dalam bidang ekonomi, meskipun masa pemerintahannya juga mengalami kehilangan lapangan kerja dan gangguan rantai pasokan akibat pandemi.
Kedua kandidat memiliki tafsiran yang berbeda mengenai inflasi termasuk pada harga energi dan suku bunga.
“Mereka mengalami inflasi angka sebenarnya, jika Anda benar-benar menghitung angka sebenarnya, mungkin 40 persen atau 50 persen jika Anda menjumlahkannya, ketika Anda tidak hanya memasukkan angka-angka yang ingin mereka dengar,” ujar Trump dalam kampanye di Detroit dan wawancara di Fox News.
Berdasarkan tim pencari fakta New York Times, pernyataan Trump tidak benar. Menurut Karoline Leavitt, juru bicara kampanye Trump, harga energi memang naik sebesar 41 persen sejak Januari 2021, tetapi Indeks Harga Konsumen (CPI) yang digunakan untuk mengukur inflasi keseluruhan hanya meningkat sekitar 20 persen dalam periode yang sama. Inflasi tahunan mencapai puncaknya pada 9,1 persen pada Juni 2022.
Di bawah pemerintahan Trump, CPI naik sekitar 7,4 persen dari Januari 2017 hingga Januari 2021, dengan puncak inflasi tahunan sebesar 2,9 persen pada Juli 2018. Trump benar bahwa CPI tidak mencakup suku bunga sejak tahun 1980-an karena berbagai alasan.
Judd Cramer, ekonom di Universitas Harvard, menyatakan bahwa jika suku bunga dimasukkan dalam CPI, indeks tersebut bisa meningkat sebesar 50 persen di bawah pemerintahan Biden. Namun, Cramer menolak anggapan bahwa indeks yang memperhitungkan suku bunga lebih akurat dalam mengukur inflasi.
Sementara Biden dalam wawancara dengan Yahoo! menyebut inflasi telah meningkat ketika awal masa jabatannya. "Saya pikir inflasi sedikit meningkat. Saat saya masuk, angkanya 9 persen, dan sekarang turun sekitar 3 persen."
Namun, klaim ini tidak sesuai dengan data sebenarnya. Pada Januari 2021, ketika Biden mulai menjabat, inflasi tahunan berada di angka 1,4 persen. Angka ini kemudian mencapai puncaknya pada 9,1 persen pada Juni 2022, lebih dari setahun setelah Biden memegang jabatan presiden. Kemudian kembali menurun pada bulan Mei menjadi 3,3 persen.
Bagaimana masing-masing kubu membedah soal inflasi itu, tunggu pelaksanaan debat capres AS tersebut.
NEW YORK TIMES
Pilihan editor: Besok Debat Capres AS 2024 Hak Aborsi Jadi Isu Penting, Apa Itu Hak Aborsi?