TEMPO.CO, Jakarta -Pemerintah Qatar mengatakan bahwa pihaknya sedang melakukan upaya untuk “menjembatani kesenjangan” antara Israel dan kelompok militan Hamas dari Palestina untuk mencapai gencatan senjata dan membebaskan sandera Israel yang ditahan di Jalur Gaza.
Qatar, Amerika Serikat dan Mesir telah menengahi negosiasi gencatan senjata selama berbulan-bulan antara Israel dan Hamas, yang memulai pertempuran hebat pada 7 Oktober 2023 dan masih berlanjut hingga sekarang.
“Kami terus melanjutkan upaya kami tanpa gangguan selama beberapa hari terakhir,” kata Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani pada konferensi pers di Madrid, Spanyol bersama Menteri Luar Negeri Spanyol Jose Manuel Albares pada Jumat.
Upaya gencatan senjata sempat terhambat karena kedua belah pihak tidak menemukan jalan tengah. Hamas menuntut penarikan pasukan Israel sepenuhnya dari Gaza dan gencatan senjata permanen, sementara Israel bersikeras menumpas Hamas di Gaza dan menolak berhenti hingga dilakukan pembebasan sandera seluruhnya.
Sebelumnya, pernah terjadi jeda pertempuran antara keduanya selama tujuh hari pada November 2023, yang berujung pada pertukaran lebih dari 100 sandera dengan warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.
“Ada beberapa pertemuan dengan pimpinan Hamas untuk mencoba menjembatani kesenjangan antara kedua pihak dan mencapai kesepakatan yang akan mengarah pada gencatan senjata dan pembebasan sandera Israel,” tambah Al-Thani.
Pembicaraan tersebut didasarkan pada rencana perdamaian yang diumumkan Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada 31 Mei lalu, yang mencakup penarikan pasukan Israel dari wilayah berpenduduk di Gaza dan gencatan senjata selama enam pekan, yang dapat diperpanjang jika perunding membutuhkan lebih banyak waktu untuk mencapai kesepakatan.
“Upaya terus dilakukan, namun sejauh ini kami belum mencapai formula yang kami rasa paling tepat dan paling dekat dengan apa yang telah disampaikan,” kata PM Qatar. “Segera setelah ini selesai, kami akan berkomunikasi dengan pihak Israel untuk mencoba menjembatani kesenjangan tersebut dan mencapai kesepakatan secepat mungkin.”
Ismail Haniyeh, petinggi Hamas yang berbasis di Qatar, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa gerakan Islam Palestina terbuka terhadap dokumen atau inisiatif apa pun yang “menjamin landasan posisi perlawanan dalam negosiasi gencatan senjata”.
Haniyeh mengatakan prioritasnya saat ini adalah “menghentikan perang kriminal terhadap rakyat kami”.
Serangan Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 37.551 orang dan melukai lebih dari 85.911 orang lainnya, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. Lebih dari sebagian populasi Gaza telah menjadi pengungsi internal, dan mereka menghadapi bencana kelaparan di tengah sulitnya akses bantuan kemanusiaan.
Kampanye militer itu dilancarkan Israel setelah Hamas menewaskan 1.139 orang dan menyandera lebih dari 250 orang lainnya dalam penyerbuan mendadak di Israel selatan pada 7 Oktober 2023, menurut penghitungan Al Jazeera berdasarkan angka resmi Israel.
Israel telah menduduki wilayah Palestina, termasuk Gaza yang diperintah oleh Hamas dan Tepi Barat yang sebagian diperintah oleh PA, sejak 1967. Kedua wilayah tersebut sebelumnya berada di bawah kuasa Yordania.
Pilihan Editor: Israel Perpanjang Larangan Beroperasi Al Jazeera selama 45 Hari
ARAB NEWS