Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Idul Adha di Gaza, Warga Palestina Rayakan dengan Kelaparan dan Kesengsaraan

Reporter

image-gnews
Warga Palestina bersiap melaksanakan salat Idul Adha di tengah reruntuhan bangunan Masjid Al-Rahma yang hancur akibat serangan Israel di Khan Younis, Gaza, 16 Juni 2024. Warga Palestina yang menjadi korban konflik antara Israel dan Hamas merayakan Idul Adha di tengah reruntuhan bangunan. REUTERS/Mohammed Salem
Warga Palestina bersiap melaksanakan salat Idul Adha di tengah reruntuhan bangunan Masjid Al-Rahma yang hancur akibat serangan Israel di Khan Younis, Gaza, 16 Juni 2024. Warga Palestina yang menjadi korban konflik antara Israel dan Hamas merayakan Idul Adha di tengah reruntuhan bangunan. REUTERS/Mohammed Salem
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Musim panas lalu, warga Palestina di Jalur Gaza merayakan hari raya Idul Adha sebagaimana mestinya: dengan pesta keluarga besar, pembagian daging kepada mereka yang kurang mampu, dan pakaian baru serta hadiah untuk anak-anak.

Namun Idul Adha tahun ini yang jatuh pada Ahad 16 Juni 2024, banyak keluarga yang makan makanan kaleng di tenda-tenda yang sesak akibat serangan brutal Israel selama delapan bulan terakhir. Hampir tidak ada daging atau ternak di pasar lokal, dan tidak ada uang untuk membeli makanan atau hadiah.

Hanya perang, kelaparan dan kesengsaraan, yang tidak akan ada habisnya.

“Tidak ada Idul Adha tahun ini,” kata Nadia Hamouda, yang putrinya tewas dalam perang dan melarikan diri dari rumahnya di Gaza utara beberapa bulan lalu. Ia kini tinggal di sebuah tenda di pusat kota Deir Al-Balah.

“Ketika kami mendengar azan, kami menangisi ekrabat yang tewas dan barang-barang yang hilang, dan apa yang terjadi pada kami, dan bagaimana kami dulu hidup sebelumnya.”

Umat Islam di seluruh dunia akan merayakan Idul Adha selama empat hari, Hari Raya Kurban, di awal minggu. Hari raya ini memperingati kesediaan Nabi Ibrahim untuk mengorbankan putranya, Ismail, seperti yang diceritakan dalam Al-Quran. Dalam tradisi Yahudi dan Kristen, Abraham dipanggil untuk mengorbankan putranya yang lain, Ishak.

Gaza sudah miskin dan terisolasi bahkan sebelum agresi Israel terbaru.

Namun, warga Palestina masih bisa merayakannya dengan menggantungkan dekorasi warna-warni, memberi kejutan kepada anak-anak dengan camilan dan hadiah, serta membeli daging atau menyembelih hewan ternak untuk dibagikan kepada mereka yang kurang beruntung.

“Itu benar-benar Idul Adha,” kata Hamouda. “Semua orang senang, termasuk anak-anak.”

Warga Palestina melaksanakan salat Idul Adha di tengah reruntuhan bangunan Masjid Al-Rahma yang hancur akibat serangan Israel di Khan Younis, Gaza, 16 Juni 2024. Warga Palestina yang menjadi korban konflik antara Israel dan Hamas merayakan Idul Adha di tengah reruntuhan bangunan. REUTERS/Mohammed Salem

Kini sebagian besar wilayah Gaza hancur dan sebagian besar penduduk Palestina yang berjumlah 2,3 juta orang telah meninggalkan rumah mereka. Setelah serangan mendadak Hamas ke Israel pada 7 Oktober, di mana militan Palestina membunuh sekitar 1.139 orang dan menyandera 250 orang lainnya, Israel melancarkan serangan udara dan darat besar-besaran.

Perang tersebut telah menewaskan lebih dari 37.700 warga Palestina, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. Serangan brutal Israel telah menghancurkan sebagian besar pertanian dan produksi pangan di Gaza, membuat masyarakat bergantung pada bantuan kemanusiaan yang terhambat oleh pembatasan Israel dan pertempuran yang sedang berlangsung.

Badan-badan PBB telah memperingatkan bahwa lebih dari satu juta orang – hampir separuh populasi – dapat mengalami tingkat kelaparan tertinggi dalam beberapa minggu mendatang.

Pada awal Mei, Mesir menutup penyeberangannya ke kota Rafah di Gaza selatan setelah Israel merebut wilayah Palestina. Hal ini menutup satu-satunya rute bagi orang untuk memasuki atau meninggalkan wilayah tersebut. Itu berarti hampir tidak ada warga Palestina dari Gaza yang dapat menunaikan ibadah haji tahunan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ashraf Sahwiel, salah satu dari ratusan ribu warga Palestina yang melarikan diri dari Kota Gaza pada awal perang dan juga tinggal di tenda, tidak tahu kapan atau apakah dia bisa kembali.

“Kami bahkan tidak tahu apa yang terjadi dengan rumah kami atau apakah kami dapat tinggal di dalamnya lagi, atau apakah mungkin untuk dibangun kembali,” katanya.

Abdelsattar Al-Batsh mengatakan dia dan tujuh anggota keluarganya belum makan daging sejak perang dimulai. Satu kilogram daging berharga 200 shekel. Seekor domba hidup, yang dapat dibeli hanya dengan $200 sebelum perang, sekarang berharga $1.300 — bahkan jika tersedia.

“Saat ini, yang ada hanyalah perang. Tidak ada uang. Tidak ada pekerjaan. Rumah kami telah hancur. Saya tidak punya apa-apa,” kata Al-Batsh.

Iyad Al-Bayouk, pemilik peternakan sapi yang sekarang ditutup di Gaza selatan, mengatakan kekurangan ternak dan pakan yang parah akibat blokade Israel telah menaikkan harga. Beberapa peternakan lokal telah diubah menjadi tempat perlindungan.

Warga Palestina bersiap melaksanakan salat Idul Adha di tengah reruntuhan bangunan Masjid Al-Rahma yang hancur akibat serangan Israel di Khan Younis, Gaza, 16 Juni 2024. Warga Palestina yang menjadi korban konflik antara Israel dan Hamas merayakan Idul Adha di tengah reruntuhan bangunan. REUTERS/Mohammed Salem

Mohammed Abdel Rahim, yang telah berlindung di sebuah bangunan di sebuah peternakan sapi kosong di Gaza tengah selama berbulan-bulan. Ia mengatakan bahwa peternakan yang diubah menjadi tempat penampungan itu sangat buruk di musim dingin, ketika tempat itu berbau seperti binatang dan dipenuhi serangga.

Saat panas mulai masuk, tanah menjadi kering, sehingga lebih bisa ditoleransi, katanya.

Abdelkarim Motawq, pengungsi Palestina lainnya dari Gaza utara, dulunya bekerja di industri daging lokal, yang bisnisnya berkembang pesat menjelang liburan. Tahun ini, keluarganya hanya mampu membeli beras dan kacang-kacangan.

“Saya berharap bisa bekerja lagi,” katanya. “Itu adalah musim yang sibuk bagi saya, di mana saya membawa pulang uang dan membeli makanan, pakaian, kacang-kacangan, dan daging untuk anak-anak saya. Tapi hari ini tidak ada lagi yang tersisa.”

Pilihan Editor: Anak-anak di Gaza Sambut Idul Adha dengan Kesedihan dan Penderitaan

ARAB NEWS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kepala UNRWA Serukan Perlawanan terhadap Upaya Pembubaran Badan Tersebut

12 menit lalu

Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini. REUTERS/Mohamed Azakir
Kepala UNRWA Serukan Perlawanan terhadap Upaya Pembubaran Badan Tersebut

Kepala UNRWA menyerukan kepada para mitra untuk melawan upaya-upaya Israel untuk membubarkan badan tersebut.


Netanyahu: Perang Tetap Lanjut meski Ada Gencatan Senjata

9 jam lalu

Tentara Israel memberi isyarat saat berada di dalam kendaraan militer, di tengah konflik Israel-Hamas, dekat perbatasan Israel-Gaza, di Israel, 23 Juni 2024. REUTERS/Amir Cohe
Netanyahu: Perang Tetap Lanjut meski Ada Gencatan Senjata

Netanyahu menegaskan ia tidak akan menyetujui kesepakatan apa pun yang menyerukan diakhirinya perang yang telah berlangsung selama delapan bulan ini.


Jenderal AS: Serangan Israel di Lebanon Dapat Meningkatkan Risiko Perang Lebih Luas

10 jam lalu

Seorang tentara Israel berjalan di samping api menyusul serangan dari Lebanon, di tengah permusuhan lintas batas yang sedang berlangsung antara Hizbullah dan pasukan Israel, dekat Kiryat Shmona, Israel utara, 14 Juni 2024. REUTERS/Ammar Awad
Jenderal AS: Serangan Israel di Lebanon Dapat Meningkatkan Risiko Perang Lebih Luas

Pasukan AS lebih sulit melindungi Israel dari serangan Hizbullah dilihat dari jarak yang dekat antara Lebanon dan Israel dan posisi pasukannya.


Eskalasi Hizbullah-Israel, Siapa yang Harus Membayar Mahal?

11 jam lalu

Hizbullah memiliki persenjataan yang besar dan telah berkembang secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir. REUTERS
Eskalasi Hizbullah-Israel, Siapa yang Harus Membayar Mahal?

Hizbullah dan Israel telah berada di ambang perang.


Serangan Udara Israel Tewaskan 8 Orang di Fasilitas UNRWA Gaza

12 jam lalu

Lokasi serangan Israel terhadap rumah-rumah, di tengah konflik Israel-Hamas, di kamp pengungsi Al Shati di Kota Gaza, 22 Juni 2024. REUTERS/Ayman Al Hassi
Serangan Udara Israel Tewaskan 8 Orang di Fasilitas UNRWA Gaza

Serangan udara Israel kembali menewaskan pengungsi Palestina yang sedang mencari bantuan.


Mufti Agung Libanon: Israel Akan Diserbu 500.000 Rudal dalam Perang Total dengan Hizbullah

13 jam lalu

Hizbullah memiliki persenjataan yang besar dan telah berkembang secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir. REUTERS
Mufti Agung Libanon: Israel Akan Diserbu 500.000 Rudal dalam Perang Total dengan Hizbullah

Mufti Agung Jaafari Libanon, Syekh Ahmad Qabalan, menyatakan bahwa dalam perang terbuka Israel akan menghadapi setengah juta rudal Hizbullah.


Armenia Mengakui Negara Palestina, Berikut profil Negara dengan Ibu Kota Yerevan

1 hari lalu

Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan berpidato di depan parlemen di Yerevan, Armenia, 13 September 2022. Tigran Mehrabyan/PAN Foto via REUTERS
Armenia Mengakui Negara Palestina, Berikut profil Negara dengan Ibu Kota Yerevan

Secara resmi, Armenia telah mengakui negara Palestina. Namun, sudah tahukah bagaimana profil negara yang mengakui Palestina ini?


Hasil Investigasi: Tank Israel Tembak Mobil Keluarga Hind Rajab dari Jarak Dekat

1 hari lalu

Gadis Palestina Hind Rajab berpose untuk difoto, dalam gambar selebaran tak bertanggal yang diperoleh Reuters pada 10 Februari 2024. Palestine Red Crescent Society/ Family Handout via REUTERS
Hasil Investigasi: Tank Israel Tembak Mobil Keluarga Hind Rajab dari Jarak Dekat

Hind Rajab tetap hidup selama berjam-jam di antara jasad kerabatnya yang tewas setelah mereka diserang oleh pasukan Israel.


Aktivis Pro-Palestina di London Bersumpah untuk Terus Protes demi Gaza

1 hari lalu

Demonstrasi pro-Palestina  di London, Inggris, 21 Oktober 2023. REUTERS/Hannah McKay
Aktivis Pro-Palestina di London Bersumpah untuk Terus Protes demi Gaza

Para aktivis pro-Palestina menggelar demonstrasi untuk menunjukkan solidaritas warga di Jalur Gaza.


Jika Terjadi Perang, Ini Situs-situs Vital Israel yang Akan Jadi Target Hizbullah

1 hari lalu

Tangkapan layar dari video Hizbullah yang baru diterbitkan menunjukkan situs-situs penting Israel yang menjadi sasaran jika terjadi perang dengan Lebanon. Tangkapan layar khusus ini menunjukkan fasilitas nuklir Dimona. Media Militer
Jika Terjadi Perang, Ini Situs-situs Vital Israel yang Akan Jadi Target Hizbullah

Hizbullah telah merilis rekaman target-target vital Israel, yang konon hanya diketahui oleh aparat keamanan Israel.