Mendagri Inggris Ngamuk karena Polisi Tabrak Sapi dengan Mobil Sampai Dua Kali

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Dalam Negeri Inggris pada Sabtu menuntut “penjelasan mendesak”, setelah sebuah video viral di media sosial memperlihatkan polisi menabrak sapi yang melarikan diri dengan mobil mereka hingga dua kali.

Kepolisian Surrey mengatakan telah melapor ke pengawas etika polisi atas insiden tersebut.

Polisi mengatakan para petugas pada Jumat malam menanggapi laporan tentang seekor sapi yang lepas “berlari ke arah masyarakat” di Staines-upon-Thames, di luar London. Sapi itu sempat merusak mobil.

Polisi menghabiskan beberapa jam untuk mencoba menangkap hewan tersebut, dan akhirnya “keputusan diambil untuk menghentikannya dengan menggunakan mobil polisi”.

Rekaman yang dipublikasikan di media sosial menunjukkan seekor sapi yang berlari di jalan perumahan ditabrak mobil polisi, bangkit, dan kemudian ditabrak lagi.

Sapi itu mengalami luka besar di kakinya dan sedang dirawat oleh dokter hewan, kata polisi.

Menteri Dalam Negeri James Cleverly memposting di X: “Saya rasa tindakan ini tidak perlu dilakukan. Saya telah meminta penjelasan yang lengkap dan mendesak mengenai hal ini. Tampaknya ini terlalu berlebihan.”

Rekaman itu memicu kemarahan di Inggris yang pecinta binatang. Presenter program alam BBC Chris Packham mentweet: “Monster macam apa yang menabrak anak sapi?”

Badan amal kesejahteraan hewan RSPCA mengatakan bahwa mereka akan menghubungi polisi atas “rekaman yang mengecewakan dan menyedihkan” tersebut.

Polisi Surrey mengatakan telah memberi tahu tindakan Kantor Independen Polisi, yang menyelidiki tuduhan pelanggaran terhadap petugas.

Inspektur Kepala Sam Adcock mengatakan “keputusan untuk menggunakan mobil polisi adalah keputusan yang diambil setelah metode lain untuk menghentikan sapi tersebut gagal.

“Akan ada penyelidikan atas tindakan yang menyebabkan hal ini, namun fokus kami sepanjang waktu adalah memastikan keselamatan masyarakat.”

PIlihan Editor: Baru diresmikan, kereta cepat India rusak 'karena menabrak sapi'

ABC NEWS