TEMPO.CO, Jakarta -Israel dan kelompok Palestina Hamas masuk ke dalam daftar hitam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) karena melakukan kekerasan terhadap anak.
Pertempuran di Israel dan Gaza, serta di Ukraina dan Sudan, telah menyebabkan anak-anak terbunuh dan terluka dalam jumlah yang belum pernah dilihat sebelumnya pada 2023, menurut sebuah laporan PBB yang dilansir sejumlah media asing pada Selasa, 11 Juni 2024.
Dalam laporan itu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyebut secara spesifik nama pasukan bersenjata dan keamanan Israel, kelompok Hamas dan Jihad Islam Palestina (PIJ), serta pihak-pihak yang bertikai di Sudan karena telah membunuh dan melukai anak-anak.
Laporan tersebut, yang disusun oleh Virginia Gamba sebagai utusan Guterres di bidang anak-anak dan konflik bersenjata, mencakup enam pelanggaran berat: pembunuhan dan pencacatan, kekerasan seksual, penculikan, perekrutan dan penggunaan, penolakan bantuan dan penyerangan terhadap sekolah dan rumah sakit.
Paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF), yang telah memerangi Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) sejak April tahun lalu, disebut-sebut melakukan perekrutan dan penggunaan anak-anak, melakukan pemerkosaan dan kekerasan seksual lainnya.
Guterres juga mengecam angkatan bersenjata Israel dan Sudan karena menyerang sekolah dan rumah sakit, serta Hamas dan PIJ karena menculik anak-anak.
Daftar yang dilampirkan dalam laporan tersebut bertujuan untuk mempermalukan pihak-pihak yang berkonflik dengan harapan mendorong mereka untuk menerapkan langkah-langkah melindungi anak-anak. Laporan itu hanya mencatat pelanggaran yang diverifikasi oleh PBB.
“Pada 2023, kekerasan terhadap anak-anak dalam konflik bersenjata mencapai tingkat ekstrem, dengan peningkatan pelanggaran berat yang mengejutkan sebesar 21 persen,” demikian isi laporan tersebut. “Jumlah kasus pembunuhan dan pencacatan meningkat sebesar 35 persen.”
Laporan itu menggambarkan proses verifikasi pelanggaran sebagai “sangat menantang”.
“Jumlah pelanggaran berat tertinggi telah diverifikasi di Israel dan Wilayah Pendudukan Palestina, Republik Demokratik Kongo, Myanmar, Somalia, Nigeria dan Sudan,” katanya.
Angkatan bersenjata Rusia dan kelompok afiliasinya tetap berada dalam daftar tersebut, setelah ditambahkan tahun lalu, karena membunuh dan melukai anak-anak di Ukraina serta menyerang sekolah dan rumah sakit. Moskow sebelumnya telah membantah menargetkan warga sipil sejak menginvasi Ukraina pada Februari 2022.
Utusan Israel untuk PBB Gilad Erdan mengatakan pada Jumat bahwa dia telah diberitahu tentang daftar tersebut. Ia menggambarkan keputusan tersebut sebagai hal yang “memalukan.” Pihak-pihak lain yang berada dalam daftar belum mengeluarkan komentar secara publik.
Laporan tersebut mencatat 5.698 pelanggaran dilakukan oleh angkatan bersenjata dan keamanan Israel, 116 dilakukan oleh Hamas dan 21 dilakukan oleh PIJ.
PBB memverifikasi pembunuhan 2.267 anak-anak Palestina – sebagian besar di Gaza antara 7 Oktober dan 31 Desember 2023 – namun mengatakan proses penentuan atribusi masih berlangsung.
Badan tersebut menambahkan, “Sebagian besar insiden disebabkan oleh penggunaan senjata peledak di daerah berpenduduk oleh pasukan bersenjata dan keamanan Israel."
Sejauh ini, dikatakan bahwa pasukan bersenjata dan keamanan Israel bertanggung jawab atas pembunuhan 206 anak-anak. PBB memverifikasi 136 pelanggaran terhadap anak-anak Israel, dan menghubungkan 116 di antaranya kepada Hamas.
Terdapat 371 serangan terverifikasi terhadap sekolah dan rumah sakit pada tahun 2023, dan 340 di antaranya dilakukan oleh Israel, menurut laporan tersebut. PBB juga memverifikasi lima kasus penggunaan ambulans oleh militer oleh pasukan Israel, dan satu kasus di mana Hamas menggunakan pusat kesehatan untuk tujuan militer.
Di Sudan, PBB memverifikasi 1.721 pelanggaran – termasuk pembunuhan 480 orang dan pelukaan 764 orang, yang sebagian besar terjadi selama baku tembak antara SAF dan RSF. PBB juga memverifikasi 85 serangan terhadap sekolah dan rumah sakit di negara tersebut.
Kekerasan seksual telah diverifikasi terhadap 114 anak perempuan di Sudan, dan menurut PBB RSF bertanggung jawab atas 57 kasus.
Di Ukraina, PBB memverifikasi pembunuhan 80 anak-anak dan pelukaan 339 anak. Pasukan Rusia dinyatakan bertanggung jawab karena telah membunuh 59 anak dan melukai 228 anak.
PBB juga mengatakan 249 serangan terhadap sekolah dan rumah sakit dilakukan oleh pasukan Rusia, sedangkan 70 serangan serupa dilakukan oleh angkatan bersenjata Ukraina, yang juga menggunakan dua sekolah dan satu rumah sakit untuk tujuan militer.
Pilihan Editor: Viral Foto Tragis Jasad Bocah Palestina di Rafah, Ternyata Keponakan Dubes Palestina untuk Inggris
REUTERS | SKY NEWS