Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Suku Bajo, Pelaut Tangguh yang Rumahnya Dibakar Pemerintah Malaysia

Reporter

image-gnews
Siswa sekolah dasar Suku Bajo berjalan pulang dari sekolahnya di Pulau Papan, Kepulauan Togean, Sulawesi Tengah, Senin, 1 Agustus 2016. Sebagian besar anak-anak Suku Bajo tidak melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi akibat kurangnya akses pendidikan. TEMPO/Fahmi Ali
Siswa sekolah dasar Suku Bajo berjalan pulang dari sekolahnya di Pulau Papan, Kepulauan Togean, Sulawesi Tengah, Senin, 1 Agustus 2016. Sebagian besar anak-anak Suku Bajo tidak melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi akibat kurangnya akses pendidikan. TEMPO/Fahmi Ali
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan rumah milik suku Bajau atau suku Bajo yang ada di pulau-pulau sekitar Semporna, negara bagian Sabah dibongkar dan dibakar oleh pihak berwenang Malaysia pada pekan ini. Pemerintah Malaysia menyatakan, pengusiran suku Bajo dilakukan demi meningkatkan keamanan dan dan memerangi kejahatan lintas batas.

“Kedaulatan hukum negara dalam masalah ini harus ditegakkan,” kata Menteri Pariwisata, Kebudayaan dan Lingkungan Hidup Sabah Christina Liew dalam pernyataannya, Jumat, 7 Juni 2024, mengutip Reuters.

Pengusiran suku Bajo di Malaysia ini belakangan jadi sorotan dunia setelah video yang menunjukkan pembongkaran rumah, sebagian dilakukan oleh pria berpakaian preman, tersebar di media sosial. Meski begitu, pemerintah negara bagian di Malaysia membantah adanya pelanggaran hak asasi manusia dalam penggusuran ratusan warga suku Bajo.

“Dalam hal ini, saya tidak melihat adanya pelanggaran hak asasi manusia. Kalau ngomong-ngomong soal itu saya akui mereka sudah lama tinggal di sana. Tapi pelanggaran hak asasi manusia, menurut saya, kita akan membicarakan hal ini di meja diskusi," katanya.

Suku Bajo sendiri tercatat tinggal di wilayah Semporna yang terletak di ujung timur laut Kalimantan, berbatasan dengan Filipina bagian selatan selama berabad-abad. Mereka tinggal di rumah perahu reyot atau gubuk pantai yang dibangun di atas panggung.

Namun, banyak warga suku Bajo yang lahir tanpa dokumen kewarganegaraan dan dianggap oleh pihak berwenang sebagai migran. Oleh karenanya, pemerintah Malaysia mengusir pengembara laut itu dari rumah mereka untuk meningkatkan keamanan. Lantas, seperti apa profil suku Bajo?

Siapa Suku Bajo?

Melansir Kemdikbud, suku Bajau atau suku Bajo adalah kelompok etnis dari Asia Tenggara yang dikenal dengan budaya maritim yang kuat. Mereka kini tersebar di berbagai wilayah perairan seperti Sulawesi, Kalimantan Timur, Maluku, Nusa Tenggara, hingga ke pantai timur Sabah (Malaysia) dan Kepulauan Sulu (Filipina).

Menurut catatan sejarah, Suku Bajo berasal dari Kepulauan Sulu di wilayah Filipina Selatan. Namun, karena gaya hidup mereka yang nomaden atau berpindah-pindah, Suku Bajo akhirnya memasuki wilayah Indonesia. Salah satu ekspedisi awal mereka di Indonesia adalah ke Pulau Sulawesi yang terjadi berabad-abad lalu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Usai Rapat dengan Jokowi, Menkes Budi Gunadi Beberkan Sebab Harga Obat di RI Lima Kali Lebih Mahal dari Malaysia

6 jam lalu

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin saat Rakor Tingkat Menteri Tindak Lanjut Dukungan Bantuan Kemanusiaan Akibat Bencana Tanah Longsor di Prov. Enga, Papua Nugini di Kemenko PMK, Jakarta, 1 Juli 2024. Budi Gunadi Sadikin, pihaknya telah menyediakan lima kelompok bantuan kesehatan. Kelompok pertama berupa obat-obatan sebanyak 44 paket, kedua berbentuk makanan tambahan untuk ibu hamil dan balita, ketiga merupakan obat-obatan khusus untuk malaria, keempat adalah hygiene kit atau perlengkapan kesehatan sebanyak 665 paket, dan bantuan water purifier (penjernih air) karena air bersih diperlukan di sana. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Usai Rapat dengan Jokowi, Menkes Budi Gunadi Beberkan Sebab Harga Obat di RI Lima Kali Lebih Mahal dari Malaysia

teri Kesehatan atau Menkes Budi Gunadi Sadikin membeberkan perihal harga obat di Indonesia bisa tiga hingga lima kali lebih mahal dari Malaysia.


Polda Jambi Gagalkan Peredaran Sabu dan Ekstasi Senilai Lebih dari Rp 10 Miliar

1 hari lalu

Ilustrasi Sabu. TEMPO/Subekti
Polda Jambi Gagalkan Peredaran Sabu dan Ekstasi Senilai Lebih dari Rp 10 Miliar

Polda Jambi menyatakan sabu dan ekstasi yang mereka sita berasal dari Malaysia.


Malaysia Bersedia Kirim Pasukan Perdamaian bersama Indonesia ke Gaza

1 hari lalu

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menjawab pertanyaan dewan dalam Sidang Dewan Rakyat di Kuala Lumpur, Selasa, 25 Juni 2024.
Malaysia Bersedia Kirim Pasukan Perdamaian bersama Indonesia ke Gaza

Malaysia bersedia bekerja sama dengan Indonesia termasuk mengirimkan pasukan perdamaian bersama ke Gaza, Palestina, jika diamanatkan PBB.


Melihat Aktivitas Orangutan di Hutan Semenggoh Sarawak, dari Makan Hingga Berfoto

1 hari lalu

Aksi orangutan di Semenggoh Nature Reserve Sarawak, Sabtu 29 Juni 2024. TEMPO/JONIANSYAH HARDJONO
Melihat Aktivitas Orangutan di Hutan Semenggoh Sarawak, dari Makan Hingga Berfoto

Semenggoh Nature Reserve Sarawak didirikan pada 1975 sebagai bagian dari upaya konservasi untuk menyelamatkan orangutan Borneo yang terancam punah


Muhibah Budaya Jalur Rempah Diharapkan Berkelanjutan, Malaka jadi Persinggahan Pertama di Luar Negeri

1 hari lalu

Dirjen Kebudayaan Kemdikbudristek Hilmar Farid memakaikan tanjak kepada Salah satu anggota laskar rempah Muhibah Budaya Jalur Rempah di Malaka, Malaysia, Ahad, 30 Juni 2024. TEMPO/Dian Yuliastuti
Muhibah Budaya Jalur Rempah Diharapkan Berkelanjutan, Malaka jadi Persinggahan Pertama di Luar Negeri

Muhibah Budaya Jalur Rempah diharapkan menjadi program berkelanjutan untuk mendapatkan pengakuan UNESCO.


Menikmati Senja Memukau Kota Kuching di Atas Sungai Sarawak dengan Kapal Pesiar

1 hari lalu

uasana senja di Kota Kuching, Sarawak, Malaysia, dari atas Kapal pesiar, Jumat 28 Juni 2024. TEMPO/ JONIANSYAH HARDJONO
Menikmati Senja Memukau Kota Kuching di Atas Sungai Sarawak dengan Kapal Pesiar

Sambil menikmati minuman dingin dan camilan ringan, selama perjalanan dengan kapal wisata, wisatawan dapat melihat pemandangan Kuching, Sarawak.


Kurir Narkoba 13 Kilogram Sabu di Medan Divonis Penjara Seumur Hidup, Jaksa Ajukan Banding

1 hari lalu

Ilustrasi Sabu. TEMPO/M. Taufan Rengganis
Kurir Narkoba 13 Kilogram Sabu di Medan Divonis Penjara Seumur Hidup, Jaksa Ajukan Banding

Jaksa penuntut umum Kejaksaan Negeri Belawan menuntut terdakwa kurir narkoba itu dengan pidana hukuman mati.


68 Musisi Internasional Meriahkan Rainforest World Music Festival 2024, Ambil Tema Evolusi

2 hari lalu

Pintu masuk ke Rainforest Music World Festival 2024 Sarawak Malaysia. TEMPO/ JONIANSYAH HARDJONO
68 Musisi Internasional Meriahkan Rainforest World Music Festival 2024, Ambil Tema Evolusi

Rainforest World Music Festival menyajikan beragam genre musik tradisional dari seluruh dunia, dengan fokus pada keanekaragaman budaya dan alam.


Diguyur Hujan Deras, Penonton Rainforest World Music Festival 2024 Sarawak Malaysia Bertahan

2 hari lalu

Ribuan penonton memadati arena konser Rainforest Music World Festival 2024 di Sarawak Malaysia. Meski diguyur hujan penonton  tetap bertahan dengan jas hujan instan, Sabtu malam 29 Juni 2024. TEMPO/ JONIANSYAH HARDJONO
Diguyur Hujan Deras, Penonton Rainforest World Music Festival 2024 Sarawak Malaysia Bertahan

Penonton yang memadati area Rainforest World Music Festival 2024 bertahan dan kompak mengenakan jas hujan sekali pakai.


Hari Pelaut Sedunia, Kemenhub Dorong PIS Terus Ekspansi Internasional

4 hari lalu

Hari Pelaut Sedunia
Hari Pelaut Sedunia, Kemenhub Dorong PIS Terus Ekspansi Internasional

Dalam peringatan Hari Pelaut Sedunia ini, PIS tidak hanya menunjukkan komitmennya terhadap keselamatan dan kesejahteraan pelaut.