TEMPO.CO, Jakarta - Kepala badan pengungsi Palestina PBB (UNRWA) mengatakan pada Kamis bahwa Israel mengebom salah satu sekolahnya di Gaza "tanpa peringatan sebelumnya". Serangan udara Israel ini menewaskan sedikitnya 39 orang dari ribuan pengungsi Palestina yang berlindung di sana.
“Sekolah UNRWA lain yang menjadi tempat perlindungan diserang,” tulis Philippe Lazzarini di platform media sosial X, tentang sekolah tersebut di daerah Nuseirat di Gaza tengah.
Rumah Sakit Martir Al-Aqsa mengatakan sedikitnya 39 orang tewas dalam serangan itu, termasuk anak-anak.
Lazzarini mengatakan sekolah tersebut menampung 6.000 pengungsi ketika bencana terjadi.
Dia menambahkan bahwa UNRWA “berbagi koordinat seluruh fasilitasnya (termasuk sekolah ini) dengan tentara Israel dan pihak lain yang terlibat konflik”.
“Menyerang, menargetkan, atau menggunakan gedung-gedung PBB untuk tujuan militer merupakan tindakan yang secara terang-terangan mengabaikan hukum Humaniter Internasional,” kata Lazzarini.
“Puluhan orang, termasuk anak-anak, dibantai saat mereka tidur di sekolah PBB yang diserang oleh pasukan Israel," kata Oxfam International dalam kesempatan terpisah.
Juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan sembilan "teroris" tewas ketika jet tempur menghantam sekolah tersebut.
Hagari mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi bahwa jet-jet tersebut telah menyerang tiga ruang kelas tempat sekitar 30 milisi Jihad Islam dan Hamas bersembunyi. Namun, tidak ada bukti bahwa pejuang Hamas dan Jihad Islam berada di sana.
Kelompok hak asasi manusia Israel B'Tselem menyebut serangan itu sebagai "dugaan kejahatan perang".
“Jika, seperti klaim Israel, Hamas menggunakan sekolah tersebut untuk merencanakan operasi militer, tindakan ini ilegal. Namun, hal ini tidak dapat membenarkan kerugian besar terhadap warga sipil yang mencari perlindungan di sekolah tersebut dari kengerian pertempuran yang berkepanjangan,” kata B'Tselem dalam sebuah pernyataan.
“Seperti yang ditunjukkan selama perang, pembunuhan warga sipil adalah akibat yang tidak dapat dihindari dari aktivitas militer Israel di Jalur Gaza,” katanya, dan mendesak komunitas internasional untuk membantu menghentikan pertempuran tersebut.
Dalam insiden terpisah, Hagari mengatakan pasukan Israel membunuh tiga militan Hamas yang mencoba memasuki negara itu dari wilayah Rafah dengan melanggar pagar perbatasan.
Pilihan Editor: Israel Serang Sekolah PBB di Gaza, 32 Tewas Termasuk Anak-anak
CHANNEL NEWSASIA