TEMPO.CO, Jakarta - Konflik antara Israel dan Hizbullah Lebanon berada pada titik berbahaya setelah lebih dari delapan bulan pertempuran yang dipicu oleh perang Gaza. Permusuhan meningkat dan kedua belah pihak mengisyaratkan kesiapan untuk konfrontasi yang lebih besar.
Departemen Luar Negeri AS, Selasa, 4 Juni 2024, mengatakan bahwa Washington tidak ingin melihat perang besar-besaran dan bahwa mereka mencoba untuk mencari solusi diplomatik, dan menambahkan bahwa Israel memiliki hak untuk mempertahankan diri dari Hizbullah yang didukung Iran.
Namun tekanan politik semakin meningkat di Israel untuk melakukan tindakan yang lebih keras terhadap kelompok bersenjata tersebut.
Ini adalah laporan utama tentang konflik tersebut:
Mengapa mereka Berperang?
Hizbullah mulai saling menembak dengan Israel pada 8 Oktober, sehari setelah kelompok militan Palestina, Hamas, menyerang komunitas-komunitas di Israel selatan dan memicu perang Gaza.
Hizbullah, sekutu Hamas, mengatakan bahwa serangan-serangannya bertujuan untuk mendukung warga Palestina yang berada di bawah pengeboman Israel di Gaza.
Kekerasan ini merupakan bagian dari dampak regional dari perang Gaza, yang telah menarik para militan yang didukung Iran ke seluruh wilayah tersebut. Hizbullah secara luas dianggap sebagai anggota paling kuat dari jaringan yang didukung Iran, yang dikenal sebagai Poros Perlawanan.
Meskipun terkait dengan Gaza, konflik ini memiliki dinamikanya sendiri. Israel dan Hizbullah telah terlibat dalam banyak perang. Yang terakhir terjadi pada tahun 2006.
Israel telah lama memandang Hizbullah sebagai ancaman terbesar di perbatasannya dan sangat khawatir dengan persenjataannya yang terus bertambah, serta pijakan yang telah dibangunnya di Suriah.
Ideologi Hizbullah sebagian besar ditentukan oleh konflik dengan Israel. Hizbullah didirikan oleh Garda Revolusi Iran pada 1982 untuk melawan pasukan Israel yang menginvasi Lebanon pada tahun itu. Mereka melancarkan perang gerilya selama bertahun-tahun yang membuat Israel menarik diri dari Lebanon selatan pada 2000.
Hizbullah menganggap Israel sebagai negara tidak sah yang didirikan di atas tanah Palestina yang diduduki dan ingin melihat negara itu lenyap.
Apa dampaknya sejauh ini?
Konflik ini telah menimbulkan korban di kedua belah pihak. Puluhan ribu orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka di kedua sisi perbatasan. Serangan udara Israel telah menghantam daerah-daerah di mana Hizbullah beroperasi di Lebanon selatan dan menghantam Lembah Bekaa di dekat perbatasan Suriah.
Israel juga kadang-kadang melakukan serangan di tempat lain, terutama menewaskan seorang komandan senior Hamas di Beirut pada 2 Januari.
Serangan Israel telah menewaskan sekitar 300 pejuang Hizbullah di Lebanon - lebih banyak dari yang tewas pada 2006. Sekitar 80 warga sipil telah terbunuh, menurut perhitungan Reuters.
Serangan dari Lebanon telah menewaskan 18 tentara Israel dan 10 warga sipil, kata Israel.
Di Israel, pengungsian begitu banyak warga Israel merupakan masalah politik yang besar. Para pejabat berharap mereka dapat kembali ke rumah untuk tahun ajaran baru yang dimulai pada 1 September.