TEMPO.CO, Jakarta - Ada kemiripan yang menakutkan dalam cara Israel melakukan kedua serangannya. Pertanyaannya adalah, apakah itu akan berhasil?
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres telah menyatakan dengan jelas dalam sebuah konferensi pers bahwa dunia "tidak bisa membiarkan Lebanon menjadi Gaza yang lain".
Namun, banyak tokoh terkemuka Israel tampaknya menginginkan hal itu, menarik garis lurus antara Hamas di Gaza dan Hizbullah di Lebanon untuk menggarisbawahi ancaman yang mereka timbulkan dan membenarkan serangan terhadap Gaza dan Lebanon.
Jadi, apakah Hamas dan Hizbullah itu sama?
Tidak sama sekali.
Di Lebanon, Hizbullah adalah bagian dari permadani yang lebih luas dari mosaik politik dan militer. Meskipun memainkan peran penting di negara ini, Hizbullah tidak memiliki kendali atas kepresidenan atau parlemen.
Tidak seperti Gaza, Lebanon hadir dalam sistem pemerintahan dan keuangan internasional. Hubungan Gaza dan Hamas dengan tatanan internasional terutama melalui bantuan yang diberikan oleh organisasi-organisasi seperti PBB.
Bukankah mereka berdua adalah 'proksi Iran'?
Mereka adalah sekutu, ya.
Israel telah menggambarkan mereka sebagai perpanjangan tangan yang setara dari apa yang biasanya dianggap sebagai musuh utama Israel: Iran.
Berpidato di Kongres Amerika Serikat pada Juli, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa Iran berada di balik semuanya dan bahwa pasukan "proksi"-nya, yaitu Hamas, Hizbullah, dan Houthi di Yaman. Mereka ini adalah ancaman yang sama bagi Israel dan, dengan demikian, juga bagi Barat.
Kedua kelompok ini mempertahankan aliansi yang kuat dengan Iran, tetapi mereka berbeda satu sama lain, dan hubungan mereka dengan Iran berubah-ubah.
Hizbullah lebih selaras dengan tujuan regional Iran, sementara Hamas memanfaatkan dukungan Iran tetapi lebih independen.
Hamas memutuskan hubungan dengan Iran selama tiga tahun pada tahun 2011 karena dukungannya kepada Presiden Suriah Bashar al-Assad, dan tampaknya tidak memperingatkan Iran tentang serangan 7 Oktober terhadap Israel.