TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah negara membela badan bantuan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) ketika Israel mencoba membujuk mereka menghentikan dana terhadap badan tersebut. Dewan Keamanan PBB bertemu di New York, Amerika Serikat pada Rabu, 17 April 2024 untuk membahas situasi di Timur Tengah, termasuk masalah Palestina, sekaligus mendengarkan pengarahan dari Komisioner Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini.
Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan dalam pertemuan tersebut mengatakan waktu telah tiba untuk menghentikan pendanaan kepada UNRWA. Ia mengatakan badan tersebut adalah “salah satu senjata” yang dibuat oleh Majelis Umum, yang hanya memperpanjang konflik Timur Tengah.
Berbicara kepada para perwakilan negara, Erdan berkata, “UNRWA, organisasi yang didanai oleh banyak dari Anda, adalah satu-satunya hambatan terbesar PBB dalam mencapai solusi.” Ia menambahkan UNRWA, badan yang menyediakan berbagai layanan penting bagi pengungsi, justru “menciptakan lautan pengungsi Palestina”.
“Ada alternatif selain UNRWA, di antaranya LSM (lembaga swadaya masyarakat) dan badan PBB lainnya,” kata dia, dikutip dari website PBB. “Waktunya telah tiba untuk membubarkan dana UNRWA.”
Beberapa negara seperti Jepang, Australia, Kanada, Finlandia dan Swedia telah melanjutkan pendanaan kepada UNRWA setelah sempat menangguhkannya pada Januari lalu. Penyetopan dana tersebut menyusul tuduhan Israel ada 12 orang dari 13 ribu staf UNRWA di Gaza diduga terlibat dalam serangan 7 Oktober 2023 oleh Hamas.
Tuduhan Israel menyebabkan 16 negara, termasuk Amerika Serikat sebagai donor terbesar, menghentikan pendanaan sebesar US$450 juta (Rp7,1 triliun) untuk UNRWA, sehingga menghambat operasi UNRWA di Palestina.
Menanggapi seruan Israel, negara-negara yang hadir dalam pertemuan lekas membela peran badan bantuan terbesar yang beroperasi di Gaza tersebut. Menteri Luar Negeri sekaligus Wakil Perdana Menteri Yordania Ayman Safadi mengatakan Israel ingin menghancurkan UNRWA, tulang punggung upaya kemanusiaan di Gaza, dan mendesak negara-negara anggota untuk tidak membiarkan hal ini terjadi.
“UNRWA layak mendapatkan dukungan Anda karena hanya UNRWA yang memiliki kemampuan untuk membantu warga Palestina di Gaza yang kelaparan, dan memberikan layanan penting kepada pengungsi Palestina di seluruh wilayah,” ujarnya.
Wakil Duta Besar Cina Geng Shuang mengatakan UNRWA sangat diperlukan dalam upaya kemanusiaan di Palestina dan perannya tidak dapat digantikan. Dia mendesak Israel untuk berhenti mencampuri pekerjaan UNRWA, dan menyuarakan dukungan Cina terhadap penyelidikan independen atas tuduhan terhadap beberapa anggota staf UNRWA.
Kelompok peninjau independen yang menyelidiki tuduhan Israel telah menyerahkan hasil laporan sementara kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Rabu, 20 Maret 2024. Sementara, laporan versi final akan dipresentasikan pada 20 April 2024 dan dokumen tersebut dapat diakses oleh publik.
Duta Besar Inggris untuk PBB Barbara Woodward mengatakan pekerjaan UNRWA “penting” untuk pengiriman bantuan di Gaza. “UNRWA adalah penyedia bantuan kemanusiaan utama di Gaza dan PBB lainnya serta aktor kemanusiaan bergantung pada jaringan distribusi UNRWA untuk memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan,” katanya.
Lazzarini mengatakan saat ini ada “kampanye berbahaya” oleh Israel untuk mengakhiri operasi UNRWA di Gaza.
“Mandat UNRWA didukung oleh mayoritas negara anggota. Namun, Badan ini berada di bawah tekanan yang sangat besar. (UNRWA) menghadapi kampanye untuk mengusir mereka dari wilayah Palestina yang diduduki,” tuturnya.
Sebanyak 178 personel UNRWA tewas selama perang Israel di Gaza, yang telah memakan korban jiwa sebanyak 33.899 orang. Lebih dari 160 gedung UNWRA, sebagian besar berfungsi sebagai tempat penampungan, telah rusak atau hancur, menewaskan lebih dari 400 orang.
“Kami menuntut penyelidikan independen dan pertanggungjawaban atas pengabaian secara terang-terangan terhadap status perlindungan relawan kemanusiaan, operasi, dan fasilitas berdasarkan hukum internasional,” katanya.
Pilihan editor: KBRI Tehran Imbau WNI di Iran Waspada setelah Serangan Udara ke Israel
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini