TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan pada Rabu, 17 April 2024 bahwa Israel akan mengambil keputusan sendiri tentang caranya membela diri, ketika negara-negara Barat mengimbaunya untuk menahan diri dalam balasannya terhadap serangan udara Iran.
Netanyahu bertemu dengan Menteri Luar Negeri Inggris dan Jerman, David Cameron dan Annalena Baerbock, yang berkunjung ke Israel dalam upaya menjaga konflik antara Iran dan Israel agar tidak meluas menjadi konflik regional.
Kantor perdana menteri tersebut mengatakan Netanyahu berterima kasih kepada Cameron dan Baerbock atas nasihat dan dukungan mereka, namun berkata kepada rapat kabinet, “Saya ingin memperjelas – kami akan membuat keputusan sendiri, dan Negara Israel akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk membela diri.”
Iran melakukan serangan langsung pertamanya terhadap Israel akhir pada akhir pekan lalu, dengan lebih dari 300 rudal dan pesawat tak berawak atau drone menghantam target, menurut penghitungan militer Israel.
Serangan tersebut merupakan pembalasan setelah 1 April, ketika pesawat tempur Israel diduga mengebom kompleks kedutaan Iran di Damaskus, Suriah dan menewaskan tujuh petugas militer Iran termasuk dua komandan senior. Israel tidak membenarkan atau membantah bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Baca Juga:
Amerika Serikat, G7 dan Uni Eropa telah mengumumkan rencana untuk menjatuhkan sanksi kepada Iran atas serangannya, dengan harapan membujuk Israel untuk tidak melakukan tindakan balasan yang berlebihan.
Sementara, Angkatan Udara Israel mengatakan pada Rabu malam bahwa jet tempurnya telah menyerang “infrastruktur teroris” kelompok Hizbullah yang didukung Iran di Lebanon timur, memicu kekhawatiran tentang eskalasi lebih lanjut bentrokan di perbatasan utara Israel.
Cameron sebelumnya mengatakan bahwa Israel “jelas” telah memutuskan untuk membalas serangan Iran.
“Jelas Israel mengambil keputusan untuk bertindak. Kami berharap mereka melakukan hal ini dengan cara yang sesedikit mungkin meningkatkan ketegangan,” kata Cameron kepada wartawan pada awal kunjungannya ke Yerusalem, seperti dikutip oleh Reuters.
Baerbock mengatakan eskalasi “tidak akan menguntungkan siapa pun” baik keamanan Israel, ppuluhan sandera yang masih ditahan Hamas, penduduk Gaza, maupun banyak orang di Iran yang “juga menderita di bawah rezim tersebut”.
Yordania turut menyerukan agar Israel menahan diri, dengan memperingatkan akan terjadi perang yang bisa “menghancurkan” kawasan Timur Tengah.
“Risikonya sangat besar. Hal ini dapat menyeret seluruh kawasan ke dalam perang, yang akan berdampak buruk bagi kita di kawasan ini dan akan menimbulkan dampak yang sangat, sangat serius bagi seluruh dunia termasuk AS,” kata Menteri Luar Negeri Ayman Safadi.
“Situasinya terlalu berbahaya. Kemungkinan terjadinya ledakan regional sangat besar, dan hal ini harus dihentikan. Kita harus memastikan tidak ada eskalasi lebih lanjut.”
REUTERS
Pilihan Editor: DK PBB akan Putuskan Keanggotaan Penuh Palestina Hari ini, AS Ancam Veto?