TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 27 orang akan diadili pada Senin 8 April 2024 atas tuduhan pencucian uang sehubungan dengan skandal penghindaran pajak "Panama Papers". Skandal ini mengungkap banyak orang kaya di dunia yang menyembunyikan aset di perusahaan luar negeri.
Pengungkapan kasus ini pada 2016 ini mengguncang pemerintah di seluruh dunia, mengungkap tokoh-tokoh penting, memicu sejumlah investigasi di seluruh dunia dan memberikan pukulan terhadap reputasi Panama sebagai pusat keuangan luar negeri
Para terdakwa yang akan diadili di pengadilan pidana Panama termasuk Jurgen Mossack dan Ramon Fonseca Mora, pendiri firma hukum yang kini sudah tidak beroperasi dan menjadi pusat skandal tersebut.
Bocoran 11,5 juta file dari perusahaan mereka Mossack Fonseca melibatkan tokoh-tokoh berpengaruh termasuk miliarder, politisi, dan bahkan bintang olahraga.
Perdana Menteri Islandia Sigmundur David Gunnlaugsson terpaksa mengundurkan diri setelah terungkap bahwa keluarganya memiliki rekening di luar negeri.
Perdana Menteri Pakistan saat itu Nawaz Sharif didiskualifikasi seumur hidup dari jabatannya setelah terlibat dalam dokumen tersebut.
Orang lain yang terlibat termasuk mantan perdana menteri yang kini menjadi menteri luar negeri Inggris David Cameron, bintang sepak bola Lionel Messi, presiden Argentina saat itu Mauricio Macri, sutradara film Spanyol Pedro Almodovar, dan masih banyak lagi.
File-file tersebut dibocorkan ke surat kabar Jerman, Sueddeutsche Zeitung, yang membagikannya kepada Konsorsium Jurnalis Investigasi Internasional.
Banyak dari mereka yang terlibat dalam skandal tersebut mengemukakan alasan untuk menjelaskan keberadaan aset mereka di luar negeri dan mengatakan bahwa mereka tidak melakukan tindakan ilegal.
Meski begitu, Mossack Fonseca mengatakan pada 2018 bahwa perusahaan tersebut akan ditutup karena “kerusakan yang tidak dapat diperbaiki” terhadap reputasinya.
Ramon Fonseca, direktur firma hukum Mossack Fonseca. REUTERS/Reuters TV
Panama telah mengadopsi undang-undang baru sejak skandal itu merebak, namun negara Amerika Tengah tersebut masih masuk dalam daftar hitam surga pajak Uni Eropa.
Fakta bahwa sebagian undang-undang yang melarang pencucian uang tidak ada ketika terungkapnya Panama Papers dapat mempersulit upaya peradilan untuk mendapatkan hukuman.
Di Panama, kejahatan penghindaran pajak baru dapat dihukum sejak 2019 dan dengan jumlah yang lebih besar dari US$300.000 per tahun.
Pada 2023, Mossack Fonseca diadili di Panama atas tuduhan pencucian uang dalam skandal korupsi "Pencucian Mobil" di Brasil yang melibatkan kelompok konstruksi Odebrecht.
Jaksa meminta hukuman maksimal 12 tahun penjara bagi keduanya dalam kasus tersebut. Hukumannya belum diumumkan.
Sidang terakhir diperkirakan akan berlangsung hingga 26 April, menurut pengadilan.
Pilihan Editor: Wawancara Pembocor Panama Papers: Rusia Ingin Saya Mati
CHANNEL NEWSASIA