TEMPO.CO, Jakarta - Israel pada Kamis, 4 April 2024, bersiap menghadapi kemungkinan serangan balasan setelah dugaan pembunuhan terhadap jenderal-jenderal Iran di Damaskus minggu ini, dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan negaranya akan merugikan "siapa pun yang merugikan kami atau berencana untuk merugikan kami."
Komentarnya muncul setelah angkatan bersenjata Israel - yang telah dilanda perang selama hampir enam bulan di Jalur Gaza dan di perbatasan Lebanon - mengumumkan bahwa mereka menangguhkan cuti bagi semua unit tempur, sehari setelah mereka mengatakan bahwa mereka mengerahkan lebih banyak pasukan untuk unit pertahanan udara.
Kemungkinan Iran membalas serangan udara Israel pada Senin yang diduga dilakukan terhadap kompleks kedutaan besar Iran di Damaskus telah meningkatkan momok perang yang lebih luas, meskipun dua sumber Iran mengatakan bahwa respons Teheran akan dikalibrasi untuk menghindari eskalasi.
"Selama bertahun-tahun, Iran telah bertindak melawan kami baik secara langsung maupun melalui proksi-proksi mereka; oleh karena itu, Israel bertindak melawan Iran dan proksi-proksi mereka, baik secara defensif maupun ofensif," ujar Netanyahu pada awal rapat kabinet keamanan pada Kamis.
"Kami akan tahu bagaimana cara mempertahankan diri dan kami akan bertindak sesuai dengan prinsip sederhana yaitu siapa pun yang merugikan kami atau berencana untuk merugikan kami, kami akan merugikan mereka," katanya.
Gedung Putih mengatakan bahwa Presiden AS Joe Biden telah berbicara dengan Netanyahu dan mereka mendiskusikan ancaman Iran. Biden menegaskan bahwa Amerika Serikat sangat mendukung Israel dalam menghadapi ancaman tersebut, kata Washington.
Wartawan Reuters dan penduduk di pusat komersial Israel, Tel Aviv, mengatakan bahwa layanan GPS telah terganggu, sebuah langkah nyata untuk membantu menangkal peluru kendali.
Iran, musuh bebuyutan Israel, telah bersumpah akan membalas dendam atas pembunuhan dua jenderalnya beserta lima penasihat militernya dalam sebuah serangan udara di sebuah kompleks diplomatik Iran di ibukota Suriah pada hari Senin.
Israel diyakini telah melakukan serangan tersebut, yang merupakan salah satu serangan paling signifikan terhadap kepentingan Iran di sekutu dekat Teheran, Suriah. Israel tidak mengkonfirmasi atau membantah keterlibatannya. Netanyahu tidak menyinggung soal serangan tersebut.
Israel telah menekan perangnya terhadap Hamas di Gaza sejak kelompok Islamis Palestina itu melakukan pembunuhan dan penculikan lintas batas pada 7 Oktober, dan juga telah melakukan kontak senjata hampir setiap hari dengan Hizbullah yang didukung Iran di Lebanon.
Pemberontak Houthi Yaman, yang bersekutu dengan Teheran, telah meluncurkan roket jarak jauh ke pelabuhan Eilat, Israel.