TEMPO.CO, Jakarta - Iran menghadapi dilema setelah serangan Israel terhadap kedutaan besarnya di Suriah: bagaimana membalas tanpa memicu konflik yang lebih luas, yang menurut para analis Timur Tengah tidak diinginkan oleh Teheran.
Serangan Senin, 1 April 2024, yang menewaskan dua jenderal Iran dan lima penasihat militer di kompleks kedutaan besar Iran di Damaskus, terjadi ketika Israel mempercepat kampanye yang telah berlangsung lama melawan Iran dan kelompok-kelompok bersenjata yang didukungnya. Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei telah bersumpah untuk membalas dendam.
Iran memiliki banyak opsi untuk membalas dendam. Namun balas dendam ini ternyata ada konsekuensi yang pelik. Berikut analisis para pakar:
Mengerahkan Proksi-proksi untuk Menyerang Pasukan AS
Berbicara dengan syarat anonim, para pejabat AS mengatakan bahwa mereka mengawasi dengan seksama untuk melihat apakah, seperti di masa lalu, proksi yang didukung Iran akan menyerang pasukan AS yang berbasis di Irak dan Suriah setelah serangan Israel pada hari Senin.
Serangan-serangan Iran seperti itu berhenti pada Februari setelah Washington membalas pembunuhan tiga tentara AS di Yordania dengan puluhan serangan udara terhadap target-target di Suriah dan Irak yang terkait dengan IRGC Iran dan milisi-milisi yang didukungnya.
Para pejabat AS mengatakan bahwa mereka belum mendapatkan informasi intelijen yang menunjukkan bahwa kelompok-kelompok yang didukung Iran ingin menyerang pasukan AS setelah serangan hari Senin, yang menurut media Iran menewaskan anggota IRGC termasuk Mohammad Reza Zahedi, seorang brigadir jenderal.
Amerika Serikat telah menyatakan tidak terlibat dalam penyerangan kedutaan Iran, sekaligus secara terang-terangan memperingatkan Teheran agar tidak menyerang pasukannya.
"Kami tidak akan ragu untuk mempertahankan personel kami dan mengulangi peringatan kami sebelumnya kepada Iran dan proksinya untuk tidak mengambil keuntungan dari situasi ini... untuk melanjutkan serangan mereka terhadap personel AS," kata Wakil Duta Besar AS untuk PBB, Robert Wood.
Menghindari Perang Habis-habisan
Salah satu sumber yang melacak masalah ini dengan cermat dan berbicara dengan syarat anonim mengatakan bahwa Iran menghadapi dilema karena ingin merespons untuk mencegah serangan Israel lebih lanjut sambil menghindari perang habis-habisan.
"Mereka telah menghadapi dilema yang nyata bahwa jika mereka merespons, mereka bisa saja melakukan konfrontasi yang jelas-jelas tidak mereka inginkan," katanya. "Mereka mencoba untuk memodulasi tindakan mereka dengan cara yang menunjukkan bahwa mereka responsif tetapi tidak eskalatif."
"Jika mereka tidak merespons dalam kasus ini, itu benar-benar akan menjadi sinyal bahwa pencegahan mereka hanyalah macan kertas," tambahnya, dengan mengatakan bahwa Iran mungkin akan menyerang Israel yang sebenarnya, kedutaan besar Israel, atau fasilitas-fasilitas Yahudi di luar negeri.