TEMPO.CO, Jakarta -Israel dan kelompok Palestina Hamas akan melanjutkan negosiasi gencatan senjata pada Ahad, 31 Maret 2024 di Kairo, Mesir, menurut laporan televisi Mesir Al Qahera News yang mengutip sumber keamanan pada Sabtu.
Pembicaraan ini merupakan upaya terbaru dalam menghentikan pertempuran di Gaza yang telah memasuki bulan keenam.
Kabar kelanjutan negosiasi di Mesir juga diberitakan oleh kantor berita Reuters, yang mengutip informasi dari seorang pejabat Israel bahwa mereka akan mengirim delegasi ke Kairo pada Ahad.
Namun, seorang pejabat Hamas mengatakan kepada Reuters bahwa pihaknya akan menunggu kabar dari mediator Kairo mengenai hasil pembicaraan mereka dengan Israel terlebih dahulu.
Kedua pihak yang berkonflik telah meningkatkan perundingan, yang dimediasi oleh Qatar dan Mesir, mengenai penangguhan serangan Israel selama enam minggu sebagai imbalan atas pembebasan 40 dari 130 sandera yang masih ditahan oleh Hamas di Gaza.
Hamas berupaya memanfaatkan kesepakatan apa pun untuk mengakhiri pertempuran dan agar Israel menarik pasukannya.
Di sisi lain, Israel telah mengesampingkan hal ini, dengan mengatakan bahwa mereka pada akhirnya akan melanjutkan upaya untuk membongkar pemerintahan Gaza yang dikuasai Hamas dan kemampuan militer kelompok tersebut.
Hamas juga menginginkan ratusan ribu warga Palestina yang terpaksa meninggalkan Kota Gaza dan daerah sekitarnya menuju selatan selama tahap pertama perang diizinkan kembali ke wilayah utara.
Seorang pejabat Israel mengatakan negaranya terbuka untuk membahas kemungkinan mengizinkan hanya “sebagian” pengungsi kembali.
Serangan Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 32.705 orang dan membuat lebih dari 75.190 lainnya luka-luka, menurut angka dari Kementerian Kesehatan Gaza. Jumlah korban jiwa mencakup lebih dari 13 ribu anak-anak.
Israel mulai melancarkan operasi militer besar-besaran di wilayah kantong tersebut setelah Hamas menyerbu Israel selatan pada 7 Oktober 2023, menewaskan 1.139 orang dan menyandera 253 lainnya.
Pasukan Israel terus melakukan pengeboman dari jalur udara dan darat di Jalur Gaza pada Jumat, menewaskan 82 warga Palestina dalam waktu 24 jam, kata Kementerian Kesehatan Gaza ketika pertempuran berkecamuk di sekitar rumah sakit utama Al Shifa di Kota Gaza.
Kementerian tersebut menambahkan bahwa pasukan Israel yang mengendalikan rumah sakit itu telah memblokade 107 pasien di dalamnya. Walhasil, mereka terpaksa bertahan tanpa air, listrik atau obat-obatan selama beberapa hari, dan Israel menolak semua seruan untuk mengevakuasi mereka.
Sayap bersenjata Hamas Brigade Al Qassam dan kelompok Jihad Islam Palestina (PIJ) mengatakan para pejuang mereka terus melawan pasukan Israel di sekitar Rumah Sakit Al Shifa, yang merupakan rumah sakit terbesar di Jalur Gaza sebelum perang.
Rumah sakit itu juga salah satu dari sedikit fasilitas kesehatan yang masih beroperasi di Gaza utara, meski tidak dalam kapasitas penuh.
Militer Israel mengatakan pasukan yang beroperasi di Al Shifa membunuh tiga komandan bersenjata Hamas di dalam dua gedung fasilitas medis. Pasukan menemukan senapan sniper, AK-47, magasin, dan granat selama aktivitas tersebut, kata militer.
Israel mengatakan pihaknya membunuh dan menahan ratusan orang bersenjata Hamas dan PIJ di Al Shifa selama penggerebekan di sana. Hamas dan staf medis menyangkal adanya kehadiran bersenjata di dalam fasilitas medis, dan menuduh Israel membunuh dan menangkap warga sipil.
Pilihan Editor: Bos Hamas Sebut Indonesia, Ajak Muslim Dunia Rebut Masjid Al Aqsa
REUTERS