TEMPO.CO, Jakarta - Langkah menuju pengakuan kenegaraan Palestina di Tepi Barat yang diduduki Israel dan di Jalur Gaza mendapatkan dukungan dari empat negara Eropa yaitu Spanyol, Irlandia, Malta, dan Slovenia. Keputusan ini menandai langkah penting dalam mendukung hak-hak Palestina di tingkat internasional, serta menegaskan kembali pentingnya penyelesaian konflik Israel dan Palestina melalui jalur diplomasi.
Pemerintah Spanyol menyatakan bahwa bersama Irlandia, Malta, dan Slovenia, mereka telah setuju untuk mengambil langkah awal menuju pengakuan kenegaraan yang dideklarasikan oleh Palestina di Tepi Barat yang diduduki Israel dan di Jalur Gaza.
Gaza telah lama berada di bawah pemerintahan kelompok Islam Hamas, yang menolak perdamaian dengan Israel dan melakukan serangan pada 7 Oktober. Sebagai respons, Israel melakukan serangan militer di Jalur Gaza yang menyebabkan korban jiwa lebih dari 32 ribu warga Palestina selama 169 hari terakhir. Serangan tersebut juga memicu eskalasi kekerasan di Tepi Barat, di mana Israel memiliki pemukiman Yahudi yang luas.
Para pemimpin Spanyol, Irlandia, Slovenia, dan Malta telah mengumumkan kesiapan mereka untuk mengakui Negara Palestina sebagai ‘satu-satunya jalan menuju perdamaian dan stabilitas’ di wilayah yang dilanda konflik tersebut. Pertemuan para pemimpin tersebut berlangsung di Brussel pada Jumat, di mana mereka membahas kesiapan mereka untuk memberikan pengakuan resmi kepada Palestina. Mereka menegaskan bahwa langkah ini akan diambil apabila dapat memberikan dampak positif dan sesuai dengan kondisi yang ada.
Walaupun Uni Eropa telah mendorong solusi dua negara yang akan memberikan pengakuan kenegaraan bagi Palestina, dan juga menjadi donor bantuan utama bagi Palestina, tetapi belum ada kesepakatan yang bulat di antara negara-negara anggotanya terkait pengakuatn Palestina. Hanya sembilan dari 27 negara anggota UE yang saat ini mengakui hak warga Palestina untuk memiliki negara dengan batas yang berdasarkan tahun 1967, yang mencakup Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem Timur.
Baca Juga:
Spanyol dan Irlandia yang telah menjadi pionir dalam usaha untuk memperoleh pengakuan Palestina oleh Uni Eropa. Sejak konflik meletus di Gaza, kedua negara ini telah secara berulang kali menegaskan kesiapannya untuk mengakui Palestina. Mereka juga menjadi pelopor dalam upaya untuk meningkatkan sikap Uni Eropa terhadap Israel sebagai tanggapan atas tingginya jumlah korban jiwa di Gaza.
Spanyol
Bulan November lalu, Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez berjanji bahwa pemerintahan barunya akan memprioritaskan pengakuan negara Palestina sebagai fokus utama dalam kebijakan luar negerinya.
“Kami ingin mengambil langkah ini secara bersatu. Ini adalah langkah yang menentukan untuk meletakkan dasar perdamaian abadi,” ujarnya.
Sanchez juga menyatakan bahwa keempat pemimpin tersebut mewakili berbagai spektrum politik, dengan Spanyol dan Malta dipimpin oleh partai-partai kiri-tengah, Slovenia oleh partai Liberal, dan Irlandia oleh partai kanan-tengah, menggambarkan adanya konsensus politik yang luas bahwa pengakuan terhadap Palestina diperlukan dalam setiap proses perdamaian mendatang.
Irlandia
Februari lalu, PM Irlandia, Taoiseach Leo Varadkar juga mengatakan bahwa “sejumlah negara Uni Eropa yang bertindak bersama untuk mengakui Palestina dapat memungkinkan terjadinya negosiasi yang lebih setara, setelah perang berakhir di Gaza, melalui solusi dua negara.
Menurut Varadkar, pandangan tentang konflik di Gaza “beragam” dan bahwa negara-negara telah mempertimbangkan isu-isu terkait Israel dan Palestina berdasarkan sejarah nasional masing-masing.
“Kita perlu memahami bahwa kita melihat sesuatu dengan cara tertentu, karena berbagai alasan. Jerman, Austria, melihat segala sesuatunya dalam konteks peristiwa tahun 1940an. Negara-negara lain yang pernah mengalami serangan dari kelompok fundamentalis Islam, sekutu Hamas jelas melihat hal yang berbeda juga,” paparnya.
Slovenia
Setelah pertemuan puncak, Perdana Menteri Slovenia, Robert Golob, menyatakan keyakinan bahwa banyak langkah yang dapat diambil “dalam minggu mendatang” untuk meningkatkan dukungan politik bagi Palestina di PBB. Golob juga menyatakan keyakinannya bahwa kondisi untuk pembentukan pemerintahan baru di Palestina akan “mengalami perkembangan” dalam beberapa minggu, mungkin sebulan kedepan.
Malta
Malta menyatakan kesiapannya untuk mengakui Palestina sebagai sebuah negara, demikian disampaikan oleh Kantor Perdana Menteri Malta pada hari Jumat. Pernyataan tersebut muncul setelah pertemuan Perdana Menteri Robert Abela dengan pemimpin Spanyol, Irlandia, dan Slovenia untuk membahas perkembangan terbaru di Gaza dan Timur Tengah. Malta sendiri telah lama mendorong solusi dua negara sebagai jalan menuju perdamaian di Timur Tengah.
SHARISYA KUSUMA RAHMANDA I SITA PLANASARI I IDA ROSDALINA
Pilihan editor: Israel Wajib Patuhi Resolusi Dewan Keamanan PBB Soal Gaza, Ini Sanksi Bila Melanggar