TEMPO.CO, Jakarta - Pengadilan Malaysia mendakwa lima eksekutif dari sebuah jaringan minimarket dan pemasoknya dengan tuduhan menyakiti perasaan keagamaan pada Selasa 26 Maret 2024, setelah beberapa pasang kaus kaki bertuliskan kata "Allah" dijual di salah satu tokonya.
Kasus ini mendapat kecaman dari Raja Malaysia yang menyerukan penyelidikan dan "tindakan tegas" terhadap pihak mana pun yang terbukti bersalah.
Foto-foto kaus kaki tersebut tersebar di media sosial, memicu kemarahan publik karena sebagian umat Islam menganggapnya sebagai penghinaan, terutama karena penjualan kaus kaki tersebut dilakukan selama bulan puasa Ramadan.
Chai Kee Kan, 57 tahun, kepala eksekutif jaringan lokal KK Super Mart, dan istrinya yang menjabat sebagai direktur perusahaan, didakwa "dengan sengaja bermaksud menyakiti perasaan beragama" di negara mayoritas Muslim, menurut lembar dakwaan.
Tiga pejabat dari pemasok Xin Jian Chang didakwa bersekongkol dalam dugaan kejahatan tersebut.
Semuanya mengaku tidak bersalah atas dakwaan tersebut dan menghadapi hukuman penjara maksimal satu tahun atau denda atau keduanya jika terbukti bersalah.
KK Super Mart telah meminta maaf atas kaus kaki tersebut, dengan mengatakan pihaknya menganggap masalah tersebut "serius" dan telah mengambil tindakan untuk segera menghentikan penjualan.
Pemasok Xin Jian Chang juga telah mengeluarkan permintaan maaf, dengan mengatakan "kaus kaki yang bermasalah adalah bagian dari pengiriman yang lebih besar yaitu 18.800 pasang yang dipesan" dari sebuah perusahaan yang berbasis di Cina.
Dikatakan bahwa hanya ada lima pasang kaus kaki yang memiliki kata sensitif.
Wakil Jaksa Penuntut Umum Masri Mohamad Daud mengatakan kepada wartawan bahwa sidang berikutnya akan diadakan pada 29 April. Kelima eksekutif tersebut dibebaskan dengan jaminan.
Islam adalah agama resmi di Malaysia, dan Muslim Melayu berjumlah lebih dari dua pertiga dari 34 juta penduduk negara itu.
Ras dan agama adalah masalah pelik di negara yang menjadi saksi kerusuhan rasial yang mematikan pada 1969.
Sultan Ibrahim Sultan Iskandar dalam tegurannya pekan lalu mengingatkan masyarakat Malaysia untuk memastikan keharmonisan sosial dengan tidak membahas isu-isu sensitif mengenai agama, ras, dan keluarga kerajaan.
Dia mengatakan kesalahan terkait agama dan ras tidak bisa dibiarkan “baik disengaja atau tidak”.
Pilihan Editor: Geger Kaus Kaki Bertuliskan Allah, Bikin Raja Malaysia Murka
CHANNEL NEWSASIA