TEMPO.CO, Jakarta - Reuters membuat sebuah tulisan analisis tentang kabar masuknya Presiden Joko Widodo ke Golkar, Selasa 20 Maret 2024, dengan judul Indonesia's Jokowi seeks major party takeover to retain decade-long influence. Media ini menyebutkan dengan mengutip empat anggota koalisi berkuasa bahwa Jokowi berusaha untuk menguasai salah satu partai terbesar di Indonesia itu demi mempertahankan pengaruhnya yang ia peroleh selama satu dekade kekuasaannya dan melindunginya dari penggantinya Prabowo Subianto.
Dengan kepopulerannya yang sangat besar tetapi tanpa partai politiknya sendiri, Jokowi yang akan turun jabatan, berusaha untuk memperkuat sekutu utama sebagai kepala Golkar, kata empat politik senior, termasuk tiga pejabat senior Golkar dan seorang yang mengetahui secara langsung masalah ini.
Berikut beberapa poin analisis yang dibuat Reuters:
Tanpa Partai Politik, Jokowi Sulit Pertahankan Pengaruhnya
Golkar adalah pilihan terbaik untuk Jokowi. Dengan Golkar yang siap mempertahankan posisinya sebagai partai terbesar kedua di parlemen setelah pemilu bulan lalu, mengendalikan partai tersebut akan memberi Jokowi kemampuan untuk mempertahankan pengaruh politiknya dalam menghadapi Prabowo, seorang mantan komandan yang dalam hasil tidak resmi menunjukkan kemenangan hampir 60 % suara.
“Di dalam Golkar sudah diketahui secara luas bahwa Jokowi ingin mengambil kendali partai dan menggunakannya sebagai kendaraan politiknya setelah ia meninggalkan jabatannya,” kata seorang pejabat Golkar, ketika masalah tersebut diberitakan secara luas di media lokal.
“Jokowi sadar ia tidak dapat mengendalikan Prabowo.”
Indonesia adalah negara demokrasi ketiga terbesar di dunia, dan memiliki perekonomian triliunan dolar.
Setelah menjabat maksimal dua periode, Jokowi tidak dapat mengikuti pemilu dan malah memberikan dukungan diam-diam kepada Prabowo, yang mencalonkan diri bersama putra Jokowi, Gibran Rakabuming Raka yang berusia 36 tahun.