Partai sebagai Kendaraan Politik
Untuk mempertahankan pijakan politiknya, Jokowi diam-diam mendukung loyalis dari pemerintahannya yang akan habis masa jabatannya untuk memimpin Golkar.
Mereka termasuk calon pilihannya, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, serta Menteri Koordinator Perekonomian dan Ketua Golkar saat ini Airlangga Hartarto dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang, kata sumber partai politik tersebut.
Juru bicara ketiga menteri tersebut tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Aturan Partai Golkar menyatakan bahwa seorang calon harus menjadi anggota partai selama lima tahun sebelum menjadi ketua, yang berarti saat ini Jokowi tidak memenuhi syarat. Namun kriteria tersebut tidak berlaku bagi Ketua Dewan Pertimbangan Golkar.
Kongres Golkar untuk memilih ketua baru dijadwalkan pada Desember, namun dua sumber mengatakan ada pembicaraan tentang penyelenggaraannya pada April saat Jokowi masih menjadi presiden. Prabowo diperkirakan akan dilantik pada Oktober ini.
Niatnya jelas, dia hanya ingin menggunakan Golkar sebagai kendaraan politiknya, kata salah satu petinggi Golkar tentang Jokowi. “Kalau tidak, apa keuntungan dia bergabung sekarang?”
Sebagai anggota Partai Demokrasi Perjuangan (PDI-P), selama berbulan-bulan Jokowi telah diasingkan dari partai tersebut, dan tiga anggota senior PDI-P mengatakan bahwa keretakan tersebut semakin dalam ketika Jokowi menolak mendukung calon presiden dari partai tersebut dan mendukung Prabowo.
Memupuk Ambisi Politik Keluarga
Jokowi juga tampaknya ingin terus memupuk dinasti politik dengan memastikan keluarganya, yang bersaing untuk mendapatkan berbagai peran pemerintahan di seluruh negeri, mendapatkan dukungan yang dibutuhkan. Mengamankan saham mayoritas di Golkar akan membuat Jokowi memperoleh dukungan sebuah partai yang dibutuhkannya.
Setelah Gibran naik jabatan menjadi eksekutif, Kaesang, 29 tahun, putra bungsu Jokowi, sedang mempertimbangkan pencalonan sebagai Wali Kota Solo atau Gubernur Jakarta, sementara istrinya mungkin akan ikut serta dalam pemilu di Sleman, menurut laporan media baru-baru ini.
Menantu laki-laki Jokowi, Bobby, yang saat ini menjabat sebagai Wali Kota Medan, akan mencalonkan diri sebagai gubernur Sumatera Utara, menurut laporan media. Kakak iparnya juga merupakan hakim di Mahkamah Konstitusi. Oktober lalu, pengadilan secara kontroversial mengubah peraturan pemilu sehingga memungkinkan Gibran untuk mencalonkan diri.
“Jokowi membutuhkan partai besar untuk menjamin eksistensinya di masa depan dalam kekuasaan dan perlindungan politik,” kata Firman Noor, seorang analis di lembaga riset nasional. Tanpa partai yang kuat, dia akan menjadi timpang.
REUTERS
Pilihan Editor: Prabowo Resmi Menang Pemilu, Ini Pemimpin Dunia yang Telah Mengucapkan Selamat