TEMPO.CO, Jakarta - Hanya beberapa hari setelah perselisihan publik dengan Presiden AS Joe Biden, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu beralih ke upaya terakhir dan kekuatan paling kuat yang mendukung Israel di AS: lobi Israel.
Di acara "American Israel Public Affairs Committee" (AIPAC) pekan lalu, Netanyahu mengecam Biden atas pernyataan-pernyataannya, seperti militer Israel yang telah membunuh terlalu banyak warga sipil, Netanyahu menyakiti Israel dengan menghalangi negara Palestina, dan persoalan yang dia harus mengizinkan Otoritas Palestina untuk memerintah Gaza.
Netanyahu langsung meledak dan mengatakan, “Anda tidak bisa mengatakan bahwa Anda mendukung hak Israel untuk hidup dan mempertahankan diri dan kemudian menentang Israel ketika mereka menggunakan hak tersebut... Anda tidak bisa mengatakan Anda mendukung tujuan Israel untuk menghancurkan Hamas dan kemudian menentang Israel ketika mereka mengambil tindakan yang diperlukan.”
Netanyahu bukanlah orang baru dalam politik Amerika setelah berteman dengan empat presiden Amerika dan partai Republik dan memanfaatkan aliansi militer dan diplomatik yang tidak dapat dilakukan oleh negara lain.
AIPAC Mencekik Pemerintahan AS
Menurut Rodney Martin, mantan staf legislatif AS, AIPAC dan kelompok lobi pro-Israel lainnya di Amerika telah berhasil mencekik pemerintah AS.
Martin membuat pernyataan tersebut dalam sebuah wawancara eksklusif untuk PressTV pekan lalu sambil mengomentari sikap Washington yang mengirimkan persenjataan ke Israel dalam upaya pembunuhannya terhadap Gaza.
Martin merinci bagaimana AS membanjiri pendudukan dengan senjata bukanlah hal yang baru, dan mencatat bahwa AIPAC dan kelompok Zionis lainnya telah “berhasil mencekik pemerintah Amerika Serikat, terutama secara historis di Kongres.”
Dia mencatat meningkatnya perbedaan pendapat di dalam Partai Demokrat mengenai perang di Gaza dan menyebutnya sebagai “perkembangan yang sangat positif.”
Martin merinci bahwa Partai Republik “didominasi oleh Zionis yang fanatik dan rasis” dan menyatakan keyakinannya bahwa Donald Trump mungkin “mengakhiri” kesulitan yang ada saat ini dengan cara tertentu, dan menyatakan bahwa ia tidak senang dengan Perdana Menteri Israel baru-baru ini.