TEMPO.CO, Jakarta - Badan PBB yang menangani bantuan kemanusiaan bagi anak-anak (UNICEF) memperingkatkan angka kematian anak di Gaza akan naik jika serangan Israel tak dihentikan. Kepala UNICEF Adele Khodr mengatakan ledakan angka kematian anak yang diprediksi UNICEF pekan lalu telah terjadi sekarang.
Dalam sebuah rilis UNICEF pada Minggu, 3 Maret 2024, setidaknya 10 anak dilaporkan meninggal akibat dehidrasi dan kekurangan gizi di Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara dalam beberapa hari terakhir. UNICEF memperkirakan lebih banyak anak-anak yang tengah berupaya untuk bertahan hidup di salah satu dari sedikit rumah sakit yang masih berfungsi di Gaza, dan kemungkinan lebih banyak lagi yang tidak dapat memperoleh perawatan medis sama sekali di Gaza utara.
“Kematian tragis dan mengerikan ini disebabkan oleh ulah manusia, dapat diprediksi dan sepenuhnya dapat dicegah,” ujar Khodr dalam keterangan tertulis UNICEF.
Dia mengatakan kurangnya makanan bergizi, air bersih dan layanan medis di Gaza merupakan konsekuensi langsung dari hambatan akses bantuan kemanusiaan dan berbagai bahaya yang dihadapi operasi kemanusiaan PBB. Menurut laporan badan-badan kemanusiaan, operasi kemanusiaan di Gaza telah terhambat oleh pergerakan pasukan Israel di sana.
Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) yang melaporkan situasi dari Rumah Sakit Al-Amal di Khan Younis, misalnya, mengatakan kendaraan militer Israel yang ditempatkan di sekitar rumah sakit mencegah pergerakan tim kemanusiaan di luar gedung. Penembakan Israel yang terus-menerus di sekitar rumah sakit juga menyulitkan tim medis bergerak dan memantau kondisi pasien.
Sementara, badan bantuan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) mencatat masuknya bantuan ke Gaza sepanjang Februari 2024 sangat sedikit, dengan rata-rata hanya hampir 97 truk masuk per hari dibandingkan sekitar 150 truk per hari pada Januari 2024. Hal ini imbas dari sulitnya truk-truk UNRWA memasuki Gaza karena kendala keamanan dan penutupan sementara di perlintasan Kerem Shalom dan Rafah. Mereka melaporkan situasi keamanan sangat terdampak oleh terbunuhnya beberapa polisi Palestina dalam serangan udara Israel di dekat kedua perlintasan.
UNICEF mencatat ada perbedaan kondisi di Gaza utara dan selatan, dengan wilayah utara terdampak oleh pembatasan bantuan kemanusiaan yang akhirnya memakan korban jiwa. Khodr pun menyerukan dibukanya beberapa titik masuk untuk membawa bantuan kemanusiaan dari semua jalur perlintasan di Gaza.
“Lembaga bantuan kemanusiaan seperti UNICEF harus mampu membalikkan krisis kemanusiaan, mencegah kelaparan, dan menyelamatkan nyawa anak-anak,” katanya.
Khodr mengatakan pada pekan lalu UNICEF memperingatkan ledakan kematian anak akan segera terjadi jika krisis gizi yang sedang berkembang tidak diatasi. Sekarang, kematian anak-anak yang dikhawatirkan telah terjadi dan kemungkinan akan meningkat pesat kecuali perang berakhir dan hambatan terhadap bantuan kemanusiaan segera diselesaikan.
Sumber: UNICEF.org | aa.com.tr
Pilihan editor: Warga Gaza Kelaparan, Kamala Harris Minta Israel dan Hamas Segera Bikin Kesepakatan
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini