TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat tidak ingin melihat konflik meningkat antara Israel dan Hizbullah di Israel utara. Washington meyakinkan akan terus mengupayakan penyelesaian diplomatis atas konflik tersebut. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Matthew Miller mengatakan Israel telah meyakinkan Washington kalau mereka ingin menempuh jalur diplomasi.
“Kami tidak ingin melihat kedua belah pihak meningkatkan konflik di wilayah utara, dan faktanya, kami akan terus mengupayakan penyelesaian diplomatis atas konflik tersebut,” kata Miller saat menjawab pertanyaan wartawan di konferensi pers pada Selasa, 27 Februari 2024.
Komentar Miller itu muncul setelah Hizbullah mengklaim telah meluncurkan serangkaian roket ke pangkalan pengawas udara Israel pada Selasa, 27 Februari 2024, sebagai balasan atas serangan militer Israel ke wilayah Lebanon. Sejauh ini, belum ada laporan mengenai korban jiwa akibat serangan roket tersebut.
Kelompok Lebanon tersebut hampir setiap hari melakukan baku tembak dengan Israel di perbatasan selatan Lebanon sejak 8 Oktober 2023, atau sehari setelah Hamas menyerbu Israel selatan. Serangan Hamas saat itu menewaskan 1.139 orang di Israel dan memicu serangan besar-besaran militer Israel di Jalur Gaza. Serangan Israel ke Gaza masih berlangsung sampai berita ini diturunkan, dan telah memasuki waktu lebih dari empat bulan. Pasukan Israel telah menewaskan hampir 30 ribu orang dan membuat lebih dari 70 ribu lainnya luka-luka di Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan pada Minggu, 25 Februari 2024, Israel berencana meningkatkan serangan terhadap Hizbullah jika terjadi gencatan senjata di Gaza “sampai Hizbullah ditarik sepenuhnya” dari perbatasan.
“Meskipun kami melihat komentar Menteri Pertahanan, kami juga mencatat berulang kali Menteri Pertahanan dan pejabat pemerintah Israel lainnya, termasuk Perdana Menteri, telah mengatakan secara terbuka bahwa mereka lebih memilih situasi ini diselesaikan secara diplomatis,” kata Miller.
Dia berujar Israel menghadapi ancaman keamanan yang nyata karena terdapat puluhan ribu warga Israel yang merasa tidak aman untuk kembali ke rumah mereka di Israel utara.
“Itu adalah masalah sah yang perlu diatasi. Kami ingin mencapai jalur diplomasi. Pemerintah Israel telah mengatakannya secara terbuka dan mereka telah meyakinkan kami secara pribadi bahwa mereka ingin mencapai jalur diplomasi, dan itulah yang akan terus kami upayakan, dan pada akhirnya hal ini akan membuat tindakan militer tidak diperlukan,” ujar Miller.
REUTERS
Pilihan editor: Ini 12 Poin Kesepakatan yang Disorongkan ke Hamas
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini