TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok milisi Lebanon Hizbullah menembakkan serangkaian roket ke pangkalan militer Israel pada Senin, 26 Februari 2024. Serangan itu sebagai balasan setelah dua anggota Hizbullah tewas dalam serangan udara Israel yang menghantam wilayah Lebanon timur.
Sejak dimulainya konfrontasi di wilayah perbatasan Lebanon-Palestina pada 8 Oktober, telah terjadi pembicaraan di dalam Israel tentang “senjata anti-tank” yang dimiliki oleh Hizbullah, dan terdapat kekhawatiran besar mengenai kemampuan Perlawanan.
Media Israel, bidang politik dan militer, dan masih banyak lagi, telah menyatakan ketakutan yang besar terhadap perkembangan kemampuan perlawanan Islam di Lebanon, yang telah menjadi "yang terbaik dalam menembakkan rudal."
Dianggap memiliki persenjataan yang canggih, Hizbullah memiliki tiga jenis rudal yang menjadi andalan dalam perang melawan Israel.
Rudal Termobarik
Senjata termobarik menyebabkan kerusakan dan bahaya akibat tekanan berlebih dan efek termal, namun bahaya sekunder juga dapat terjadi akibat fragmentasi, konsumsi dan penipisan oksigen di lingkungan, serta pelepasan gas dan asap beracun. Beberapa instrumen internasional melarang atau mengatur senjata yang menghasilkan gas yang menyebabkan sesak napas, senjata beracun atau beracun, senjata kimia, dan senjata yang terutama dirancang sebagai bahan pembakar. Namun, senjata termobarik pada dasarnya dirancang untuk ledakan dan tidak secara khusus tercakup dalam, atau dikecualikan dari, penerapan instrumen ini.
Rusia dituduh menggunakan senjata ini dalam perang di Ukraina. Rudal termobarik memiliki jangkauan 8 km dan 10 km.
“Ada rudal yang mampu menghancurkan rumah-rumah dan membunuh semua orang di dalamnya. Rudal termobarik mampu menghancurkan seluruh rumah dan membunuh semua orang di dalamnya,” kata seorang komandan Hizbullah kepada Al Mayadeen.
Rudal Tharallah
Sistem Rudal Berpemandu Anti-Tank Kembar (ATGM) Tharallah, yang menjadi berita utama selama latihan unit anti-tank Hizbullah di Lebanon pada 11 Agustus 2023, merupakan tambahan baru pada kemampuan anti-tank Hizbullah. Sistem Tharallah, dilengkapi dengan peluru kendali anti-tank Rusia 9M133 Kornet-M yang dikenal karena akurasi dan kemampuan menembus lapis bajanya, dilengkapi dengan dua peluncur, yang memungkinkan peluncuran cepat dua rudal secara berurutan.
Kemampuan strategis ini dirancang untuk berpotensi mengatasi Trophy Active Protection System (APS) yang digunakan pada tank Merkava Israel, yang dirancang untuk mencegat dan menetralisir ancaman yang masuk.