TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat telah dikenal sebagai pendukung Ukraina yang saat ini diduduki Rusia dan Israel yang saat ini menduduki Palestina. Dalam banyak hal mereka mengecam perlakuan Rusia terhadap Ukraina, tetapi mendukung semua yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina. Standar Ganda ini dikecam banyak negara karena ketika korban di Gaza sudah mencapai puluhan ribu, tak satu pun aksi Amerika Serikat untuk menghentikan kebrutalan Israel atau bahkan sekadar untuk mengecamnya.
Rumah Sakit sebagai Target
Posisi para pejabat Amerika bertentangan dalam hal menargetkan rumah sakit, infrastruktur, warga sipil dan jurnalis selama perang Rusia Ukraina dan perang yang dilancarkan Israel di Jalur Gaza yang diblokade.
Para pejabat pemerintah AS tidak segan-segan menuduh, mengutuk, dan mengepung Rusia dengan menjatuhkan sanksi keras karena “operasi militer khusus” Moskow di Ukraina. Namun, mereka mengambil posisi berlawanan terkait serangan Israel di Gaza.
Meskipun jumlah korban sipil dalam pengeboman rumah sakit-rumah sakit di Gaza, seperti Al-Ahli Arabi, Al Shifa, Rumah Sakit Indonesia yang dilakukan Israel jauh lebih besar dibandingkan kerugian dalam serangan Rusia terhadap Rumah Sakit Bersalin di Mariupol pada 9 Maret 2022, namun pemerintah AS tidak menunjukkan reaksi keras yang sama jika dibandingkan dengan Rusia.
AS bahkan lalai meminta pertanggungjawaban Israel atas pengeboman rumah sakit-rumah sakit tersebut.
Mengomentari penargetan rumah sakit di Mariupol, Presiden AS Joe Biden mengatakan serangan itu adalah “ketidakadilan” dan “aib bagi seluruh dunia.”
“Seluruh dunia bersatu untuk mendukung Ukraina dan membuat Presiden Rusia Vladimir Putin harus menanggung akibatnya,” katanya.
Genosida
Biden menggambarkan apa yang terjadi di Ukraina sebagai “genosida,” tetapi tidak menjawab pertanyaan wartawan ketika ditanya tentang perang Israel.
Dia menggambarkan kuburan massal yang ditemukan di wilayah Bucha Ukraina sebagai "genosida" dalam pidatonya di rapat umum pada 12 April 2022.
Setelah rapat umum, seorang jurnalis bertanya: “Tuan Presiden, apakah Anda sudah melihat cukup bukti untuk menyatakan genosida di Ukraina?”
Tanggapannya: “Saya menyebutnya genosida karena semakin jelas bahwa (Presiden Rusia Vladimir) Putin hanya berusaha menghapus gagasan menjadi orang Ukraina. Buktinya semakin banyak.”
“Kami akan membiarkan para pengacara memutuskan, secara internasional, apakah hal tersebut memenuhi syarat atau tidak,” tambahnya, “tetapi bagi saya tampaknya seperti itu.”
Sekembalinya dari kunjungannya ke Tel Aviv setelah serangan di Gaza, seorang jurnalis bertanya apakah Israel bertindak sesuai kerangka hukum perang. Biden, mengabaikan pertanyaan itu, berkata: “Senang berbicara dengan Anda semua,” lalu dia berbalik dan pergi.
Hingga Minggu, 25 Februari 2024, setidaknya 29.692 warga Palestina telah tewas dan 69.879 terluka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober. Namun, tak satu pernyataan pun yang mengecam Israel dari Amerika Serikat.