AS Dituduh Cari Untung Sendiri
Sejauh ini, perusahaan-perusahaan pertahanan Amerika telah menjadi satu-satunya pemenang dalam konflik ini. Para pejabat dari Rusia, Cina dan Uni Eropa - di mana dibutuhkan dana sebesar €175 miliar ($190 miliar) untuk mengimbangi kenaikan harga dan masalah rantai pasokan, serta meningkatkan kemandirian energi, menampung para pengungsi, dan memperkuat pertahanannya - menuduh Washington telah memperpanjang konflik demi keuntungannya sendiri.
"Faktanya adalah, jika Anda melihatnya dengan bijaksana, negara yang paling diuntungkan dari perang ini adalah AS karena mereka menjual lebih banyak gas dan dengan harga yang lebih tinggi, dan karena mereka menjual lebih banyak senjata," kata seorang pejabat Uni Eropa yang tidak mau disebutkan namanya kepada Politico pada bulan November tahun lalu.
Ekspor senjata global oleh Amerika Serikat telah meningkat dari 33% menjadi 40% dari 2018 hingga 2022, dibandingkan dengan periode lima tahun sebelumnya, menurut angka-angka dari Stockholm International Peace Research Institute. Sementara itu di Rusia, di mana belanja militer telah meningkat 175% dari 2000 hingga 2019, belanja militer negara itu hanya mencapai $65,8 miliar dibandingkan dengan $801 miliar milik Amerika.
Negara-negara Konsumen
Menurut Departemen Luar Negeri, Amerika menghabiskan lebih dari $80 miliar untuk pembelian senjata dalam jumlah besar pada tahun fiskal yang berakhir pada September, dengan lebih dari $50 miliar disalurkan ke sekutu Eropa.
Polandia telah memesan senilai sekitar US$30 miliar untuk helikopter Apache, Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi, atau Himars, tank M1A1 Abrams, dan perangkat keras lainnya, kata Departemen tersebut. Jerman menghabiskan US$8,5 miliar untuk membeli helikopter Chinook dan peralatan terkait, sementara Republik Ceko membeli jet F-35 dan amunisi senilai US$5,6 miliar.
Perusahaan-perusahaan Eropa juga meraup untung. Di Jerman, yang belanja militernya merupakan yang tertinggi di antara semua negara Uni Eropa, produsen senjata Rheinmetall mencatatkan pendapatan tertingginya bulan ini, dan CEO-nya menggembar-gemborkan "era baru" bagi perusahaan. Laba perusahaan ini melonjak 27% dan sahamnya naik 55% dalam satu tahun.
AL MAYADEEN | ANALYST NEWS
Pilihan Editor: Pemilu 2024, Iran Ucapkan Selamat dan Sebut Indonesia Sahabat