TEMPO.CO, Jakarta - Hizbullah mengatakan pada Kamis, 15 Februari 2024, bahwa Israel akan menanggung “harga” atas pembunuhan 10 orang termasuk lima anak-anak di Lebanon selatan, hari paling mematikan bagi warga sipil Lebanon dalam empat bulan permusuhan di perbatasan Lebanon-Israel.
Hizbullah Lebanon telah saling baku tembak dengan pasukan Israel di perbatasan sejak sekutunya dari Palestina, Hamas, berperang di Gaza dan Israel pada 7 Oktober. Baku tembak ini adalah yang paling mematikan sejak perang tahun 2006 antara Hizbullah dan Israel.
Seberapa Besar Risiko Eskalasi?
Konflik antara Hizbullah dan Israel terjadi bersamaan dengan perang di Gaza, sehingga memicu kekhawatiran akan risiko konfrontasi habis-habisan antara kedua pihak yang bersenjata lengkap.
Serangan Israel menewaskan tujuh warga sipil di kota Nabatieh pada 14 Februari malam, termasuk tiga anak-anak, kata sumber di Lebanon. Serangan ini terjadi setelah serangan sebelumnya yang menewaskan seorang wanita dan dua anaknya di desa al-Sawana di perbatasan.
Militer Israel mengatakan mereka telah membunuh seorang komandan unit elit Radwan Hizbullah, komandannya dan seorang agen lainnya dalam “serangan udara yang tepat” di Nabatieh, tanpa menyebutkan kematian warga sipil.
Baik Hizbullah yang didukung Iran maupun Israel mengatakan mereka tidak menginginkan perang habis-habisan, dan sebagian besar konflik hanya terjadi di wilayah dekat perbatasan. Sebuah sumber yang mengetahui pemikiran Hizbullah mengatakan serangan terhadap Nabatieh menandai peningkatan eskalasi Israel tetapi masih dalam “aturan keterlibatan” yang tidak tertulis.
Hizbullah telah menyerang sasaran perbatasan Israel hampir setiap hari sejak Hamas membunuh 1.200 orang dan menculik sekitar 250 orang, menurut penghitungan Israel, dalam serangan 7 Oktober di Israel selatan.
Hizbullah mengatakan serangan-serangannya akan berhenti hanya jika Israel menghentikan serangannya di Gaza, di mana lebih dari 28.000 orang telah terbunuh, menurut otoritas kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas.
Bagaimana Hizbullah Bermula?
Garda Revolusi Iran mendirikan Hizbullah pada 1982, di tengah perang saudara di Lebanon 1975-90. Ini adalah bagian dari upaya Iran untuk mengekspor Revolusi Islam 1979 ke seluruh wilayah dan melawan pasukan Israel setelah invasi mereka ke Lebanon pada tahun 1982.
Kelompok ini telah bangkit dari faksi bayangan menjadi kekuatan bersenjata lengkap yang mempunyai pengaruh besar di negara Lebanon. AS, beberapa negara Barat, dan negara lain menganggapnya sebagai kelompok teroris.