TEMPO.CO, Jakarta - Komite Hak Anak PBB pada Kamis, 8 Februari 2024 mendesak Rusia untuk berhenti memindahkan anak-anak secara paksa dari wilayah pendudukan Ukraina dan segera mengembalikan mereka ke keluarga masing-masing. Sebab tindakan itu disebut melanggar hukum internasional.
Ukraina mengatakan 20 ribu anak telah dibawa dari Ukraina ke Rusia tanpa persetujuan keluarga atau wali. Dalam sebuah laporan mengenai Rusia, komite itu mengatakan Moskow harus memberikan informasi tentang jumlah pasti anak-anak yang diambil dari Ukraina dan keberadaan mereka, sehingga mereka dapat diidentifikasi dan dikembalikan.
Rusia, yang melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari 2022, menolak tuduhan Ukraina. Kremlin mengatakan pihaknya hanya melindungi anak-anak yang rentan dari zona perang.
Komite hak anak PBB juga mengatakan Rusia harus memastikan bahwa tidak ada anak yang dicabut kewarganegaraan Ukrainanya. Identitas, nama dan hubungan keluarga mereka harus dipertahankan.
Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) sedang mengupayakan penangkapan Presiden Rusia Vladimir Putin setelah mengeluarkan surat perintah penangkapan pada Maret lalu untuknya dan Maria Lvova-Belova, komisaris Rusia untuk hak-hak anak. Mereka dituduh melakukan kejahatan perang dengan mendeportasi anak-anak dari Ukraina secara ilegal.
Kepala jaksa ICC Karim Khan mengatakan Rusia memindahkan setidaknya ratusan anak-anak dari panti asuhan dan panti jompo di wilayah pendudukan Ukraina. Banyak di antara mereka telah diserahkan untuk diadopsi. Kremlin menolak tuduhan ICC itu dan menyebutnya “keterlaluan dan tidak dapat diterima”. Pemindahan anak-anak dari suatu kelompok ke kelompok lain secara paksa merupakan bentuk tindakan genosida yang dilarang dalam Pasal II Konvensi Genosida 1948.
REUTERS
Pilihan editor: Israel Berencana Batalkan Pengecualian Pajak untuk UNRWA
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini