Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Raja Charles III Terkena Kanker, Ini 5 Fakta dan Cara Pencegahannya Menurut WHO

Reporter

Editor

Yudono Yanuar

image-gnews
Pada Senin (5/2), Istana Buckingham mengumumkan bahwa Raja Charles III didiagnosis menderita kanker. Istana juga mengatakan bahwa sang Raja telah mulai menjalani perawatan. REUTERS/Toby Melville
Pada Senin (5/2), Istana Buckingham mengumumkan bahwa Raja Charles III didiagnosis menderita kanker. Istana juga mengatakan bahwa sang Raja telah mulai menjalani perawatan. REUTERS/Toby Melville
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta

TEMPO.CO, Jakarta -  Raja Charles III didiagnosis menderita penyakit kanker, namun Istana Buckingham yang mengumumkannya pada hari Senin, 5 Februari 2024, tidak menjelaskan jenis penyakitnnya.

Menurut Dana Riset Kanker Dunia (WRCF), pada 2020 tercatat 18,1 juta kasus kanker di seluruh dunia. Dari jumlah tersebut, 9,3 juta kasus terjadi pada pria dan 8,8 juta pada wanita.  

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat lima fakta kunci tentang kanker:

1. Kanker adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia, menyebabkan hampir 10 juta kematian pada tahun 2020, atau hampir satu dari enam kematian.

2. Kanker yang paling umum adalah kanker payudara, paru-paru, usus besar, rektum, dan prostat.

3. Sekitar sepertiga kematian akibat kanker disebabkan oleh penggunaan tembakau, indeks massa tubuh yang tinggi, konsumsi alkohol, rendahnya asupan buah dan sayur, serta kurangnya aktivitas fisik.

4. Infeksi penyebab kanker, seperti human papillomavirus (HPV) dan hepatitis, bertanggung jawab atas sekitar 30% kasus kanker di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah.

5. Banyak kanker dapat disembuhkan jika terdeteksi sejak dini dan diobati secara efektif.

Kanker adalah istilah umum untuk sekelompok besar penyakit yang dapat menyerang bagian tubuh mana pun. Istilah lain yang digunakan adalah tumor ganas dan neoplasma.

Salah satu ciri khas kanker adalah terbentuknya sel-sel abnormal dengan cepat yang tumbuh melampaui batas biasanya, dan kemudian dapat menyerang bagian tubuh yang berdekatan dan menyebar ke organ lain. Proses terakhir disebut sebagai metastasis. Metastasis yang luas adalah penyebab utama kematian akibat kanker.

Pada 2020, WHO mencatat kanker menyebabkan hampir 10 juta kematian. Jenis kanker yang paling banyak adalah:

  • Payudara (2,26 juta kasus)
  • Paru-paru (2,21 juta kasus)
  • Usus besar dan rektum (1,93 juta kasus)
  • Prostat (1,41 juta kasus)
  • Kulit (non-melanoma) (1,20 juta kasus)
  • Perut (1,09 juta kasus).

Penyebab kematian akibat kanker paling umum pada 2020 adalah:

  • Paru-paru (1,80 juta kematian);
  • Usus besar dan rektum (916.000 kematian);
  • Hati (830.000 kematian);
  • Perut (769.000 kematian); Dan
  • Payudara (685.000 kematian).

Setiap tahun, sekitar 400.000 anak menderita kanker. Jenis kanker yang paling umum bervariasi antar negara. Kanker serviks adalah yang paling umum di 23 negara.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penyebab: Genetik dan 3 Faktor Eskternal

Kanker muncul dari transformasi sel normal menjadi sel tumor melalui proses multi-tahap yang umumnya berkembang dari lesi prakanker menjadi tumor ganas. Perubahan tersebut merupakan hasil interaksi antara faktor genetik seseorang dengan tiga kategori agen eksternal, antara lain:

  • Karsinogen fisik, seperti sinar ultraviolet dan radiasi pengion
  • Bahan kimia karsinogen, seperti asbes, komponen asap tembakau, alkohol, aflatoksin (kontaminan makanan), dan arsenik (kontaminan air minum)
  • Karsinogen biologis, seperti infeksi dari virus, bakteri, atau parasit tertentu.
    WHO melalui lembaga penelitian kankernya, International Agency for Research on Cancer (IARC), mempertahankan klasifikasi agen penyebab kanker.

Angka kejadian kanker meningkat secara dramatis seiring bertambahnya usia, kemungkinan besar disebabkan oleh peningkatan risiko kanker tertentu yang meningkat. Akumulasi risiko secara keseluruhan dikombinasikan dengan kecenderungan mekanisme perbaikan sel menjadi kurang efektif seiring bertambahnya usia.

Tembakau dan Alkohol

Penggunaan tembakau, konsumsi alkohol, pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik dan polusi udara merupakan faktor risiko kanker dan penyakit tidak menular lainnya.

Beberapa infeksi kronis merupakan faktor risiko kanker dan merupakan masalah khusus di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah. Sekitar 13% kanker yang didiagnosis pada 2018 secara global disebabkan oleh infeksi karsinogenik, termasuk Helicobacter pylori, human papillomavirus (HPV), virus hepatitis B, virus hepatitis C, dan virus Epstein-Barr (2).

Virus hepatitis B dan C serta beberapa jenis HPV masing-masing meningkatkan risiko kanker hati dan kanker serviks. Infeksi HIV meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks enam kali lipat dan secara signifikan meningkatkan risiko terjadinya kanker tertentu lainnya seperti sarkoma Kaposi.

Bisa Dicegah

Antara 30 dan 50% kanker saat ini dapat dicegah dengan menghindari faktor risiko dan menerapkan strategi pencegahan berbasis bukti yang ada. Beban kanker juga dapat dikurangi melalui deteksi dini kanker dan pengobatan serta perawatan yang tepat bagi pasien yang mengidap kanker. Banyak jenis kanker yang memiliki peluang besar untuk disembuhkan jika didiagnosis sejak dini dan diobati dengan tepat.

Risiko terkena kanker dapat dikurangi dengan:

  • Tidak menggunakan tembakau
  • menjaga berat badan yang sehat
  • makan makanan yang sehat, termasuk buah dan sayuran
  • melakukan aktivitas fisik secara rutin
  • menghindari atau mengurangi konsumsi alkohol
  • mendapatkan vaksinasi HPV dan hepatitis B jika Anda termasuk dalam kelompok yang direkomendasikan untuk mendapatkan vaksinasi
  • menghindari paparan radiasi ultraviolet (yang terutama disebabkan oleh paparan sinar matahari dan alat penyamakan kulit buatan) dan/atau menggunakan tindakan perlindungan sinar matahari
  • memastikan penggunaan radiasi yang aman dan tepat dalam pelayanan kesehatan (untuk tujuan diagnostik dan terapeutik)
  • meminimalkan paparan radiasi pengion di tempat kerja
  • mengurangi paparan terhadap polusi udara luar ruangan dan polusi udara dalam ruangan, termasuk radon (gas radioaktif yang dihasilkan dari peluruhan alami uranium, yang dapat terakumulasi di gedung-gedung — rumah, sekolah, dan tempat kerja)

WHO | WCRF

Pilihan Editor Jawab Isu Akan Mundur dari Kabinet, Menlu Retno Balik Tanya: Percaya Enggak?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

15 jam lalu

Ilustrasi penderita kanker. shutterstock.com
Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.


Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

1 hari lalu

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat ditemui di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (27/2/2024). ANTARA.
Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.


Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

3 hari lalu

Migran dari Thailand Cheng
Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker


Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

3 hari lalu

UNDP, WHO dan Kemenkes kolaborasi proyek yang didanai oleh Green Climate Fund (GCF) untuk waspadai dampak Perubahan Iklim di bidang Kesehatan/Tempo- Mitra Tarigan
Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.


Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

3 hari lalu

Ilustrasi Kanker. shutterstock.com
Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.


Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

5 hari lalu

Pada Senin (5/2), Istana Buckingham mengumumkan bahwa Raja Charles III didiagnosis menderita kanker. Istana juga mengatakan bahwa sang Raja telah mulai menjalani perawatan. REUTERS/Toby Melville
Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.


Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Seorang pria yang mengenakan masker berjalan melewati ilustrasi virus di luar pusat sains regional di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Oldham, Inggris, 3 Agustus 2020. [REUTERS/Phil Noble]
Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.


Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

9 hari lalu

ilustrasi kanker (pixabay.com)
Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.


Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

10 hari lalu

Mengunduh Manfaat Terapi Sel Punca
Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.


Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

10 hari lalu

Ilustrasi sel darah merah. Pixabay.com/Vector8DIY
Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?