TEMPO.CO, Jakarta - Serangan udara Amerika Serikat menghantam Irak. Sedikitnya 16 orang tewas di wilayah Akashat dan Al-Qaim. Irak pun memanggil kuasa usaha AS di Baghdad untuk menyampaikan protes resmi setelah serangan tersebut.
"Serangan menghantam lokasi di wilayah Akashat dan Al-Qaim, termasuk wilayah di mana pasukan keamanan kami ditempatkan,” kata juru bicara pemerintah Bassem al-Awadi pada Sabtu, 3 Februari 2024.
Amerika Serikat melakukan serangan pada hari Jumat sebagai pembalasan atas terbunuhnya tiga personel militer AS dalam serangan pesawat tak berawak di sebuah pangkalan dekat perbatasan Yordania dengan Suriah dan Irak.
Pasukan Mobilisasi Populer Irak, pasukan keamanan negara termasuk kelompok yang didukung Iran, mengatakan 16 anggotanya tewas termasuk pejuang dan petugas medis. Pemerintah sebelumnya mengatakan warga sipil termasuk di antara 16 orang yang tewas.
Sebuah pernyataan pemerintah Irak mengatakan daerah-daerah yang dibom oleh pesawat AS termasuk tempat-tempat di mana pasukan keamanan Irak ditempatkan di dekat lokasi-lokasi sipil. Dikatakan 23 orang terluka dan 16 orang tewas.
Gedung Putih mengatakan Amerika Serikat telah memberi tahu Irak sebelum melakukan serangan. Baghdad kemudian menuduh Amerika Serikat melakukan penipuan. Menurut Irak, klaim AS mengenai koordinasi dengan pihak berwenang Irak tidak berdasar.
Di Irak, warga mengatakan beberapa serangan terjadi di lingkungan Sikak di al-Qaim, sebuah kawasan pemukiman yang menurut penduduk setempat juga digunakan oleh kelompok bersenjata untuk menyimpan senjata dalam jumlah besar.
Para militan telah meninggalkan daerah itu dan bersembunyi beberapa hari sejak serangan di Yordania, kata sumber-sumber lokal. Khaled Walid, seorang warga Sikak, mengatakan bahwa serangan AS dan ledakan sekunder amunisi yang disimpan di lingkungan tersebut telah menyebabkan kerusakan yang luas.
AL ARABIYA
Pilihan editor: Jelang Lawatan PM Hun Manet, 3 Aktivis Kamboja Ditahan di Thailand