Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Serangan Bersenjata di Gereja Katolik Istanbul, Kedua Pelaku Berhasil Ditangkap

Reporter

image-gnews
Reaksi orang-orang selama serangan mematikan oleh dua pria bersenjata bertopeng di Gereja Katolik Santa Maria Italia di Istanbul, Turki, 28 Januari 2024, dalam tangkapan layar yang diambil dari video CCTV yang diperoleh REUTERS
Reaksi orang-orang selama serangan mematikan oleh dua pria bersenjata bertopeng di Gereja Katolik Santa Maria Italia di Istanbul, Turki, 28 Januari 2024, dalam tangkapan layar yang diambil dari video CCTV yang diperoleh REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Satu orang tewas dalam serangan bersenjata di sebuah gereja Katolik di Istanbul, kota terbesar di Turki, pada Minggu (28/1), kata Menteri Dalam Negeri Turki Ali Yerlikaya. Kedua tersangka kini telah berhasil ditangkap meski belum diketahui motif serangan tersebut.

Dia mengatakan di platform media sosial X bahwa dua orang bertopeng melakukan serangan di Gereja Santa Maria di Distrik Sariyer di sisi Eropa kota tersebut sekitar pukul 11.40 waktu setempat (15.40 WIB).

"Investigasi skala besar terkait insiden tersebut dan berbagai upaya untuk menangkap para pelaku penyerangan telah dimulai," kata Yerlikaya, seraya menambahkan bahwa Turki mengutuk keras serangan "keji" tersebut.

Berbicara kepada wartawan kemudian, Yerlikaya mengatakan pihak berwenang telah melakukan penggerebekan di lebih dari 30 lokasi di Istanbul dan menahan 47 orang hingga sekarang. Para tersangka ditangkap dalam salah satu penggerebekan terakhir, katanya.

Serangan di Gereja Santa Maria – yang terjadi di tengah-tengah Misa mingguan – terekam dalam video viral di media sosial yang menunjukkan pria bertopeng memasuki gedung tepat sebelum mereka mulai menembakkan peluru.

Jemaat gereja langsung merunduk ke lantai, dan kedua pria itu tiba-tiba menembakkan senjata ke arah massa.

Para pelaku membunuh satu orang – Tuncer Cihan – dalam serangan mereka, menurut keponakan Cihan, Cagin Cihan.

“Korban adalah seorang penyandang cacat mental yang tidak memiliki hubungan dengan politik atau organisasi (kriminal),” kata keponakan tersebut. “Dia pergi ke sana karena sebuah undangan.”

Tidak jelas apakah ada orang lain yang terluka.

Menteri Kehakiman Turki Yilmaz Tunc mengatakan bahwa seorang deputi kepala jaksa penuntut umum dan dua jaksa penuntut umum telah ditugaskan untuk menyelidiki insiden tersebut

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Investigasi sedang dilakukan dengan cara yang beragam dan teliti," kata Tunc di X.

Omer Celik, Deputi Ketua Partai Keadilan dan Pembangunan yang berkuasa, mengutuk keras serangan bersenjata tersebut.

"Mereka yang menyasar perdamaian dan keamanan warga negara kita tidak akan pernah mencapai ambisinya," kata Celik di X.

Wali Kota Istanbul Ekrem Imamoglu juga mengumumkan di X bahwa "kami tidak akan pernah membiarkan mereka yang mencoba mengganggu persatuan dan perdamaian kami dengan menyerang tempat-tempat ibadah di kota kami."

Paus Fransiskus juga mengomentari serangan itu dalam pidato publiknya di Vatikan pada Minggu.

“Saya mengungkapkan keprihatinan saya dengan komunitas (gereja) di Istanbul, yang selama Misa mengalami serangan bersenjata yang mengakibatkan satu orang tewas dan beberapa lainnya luka-luka,” kata Paus.

Pilihan Editor: Turki Tahan 304 Orang Diduga Terkait dengan ISIS

THE NEW YORK POST | REUTERS

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


UNICEF: Eskalasi Israel-Lebanon Berdampak Buruk terhadap Anak-anak

10 jam lalu

Suasana rumah sakit American University of Beirut Medical Center (AUBMC) setelah pager yang mereka gunakan untuk berkomunikasi meledak di seluruh Lebanon, di Beirut, Lebanon, 17 September 2024. Duta besar Iran untuk Lebanon termasuk di antara 2.800 orang yang terluka oleh ledakan serentak di Beirut dan beberapa wilayah lainnya. REUTERS/Mohamed Azakir
UNICEF: Eskalasi Israel-Lebanon Berdampak Buruk terhadap Anak-anak

UNICEF memperingatkan dampak negatif dari eskalasi ketegangan antara Israel dan Lebanon terhadap anak-anak.


Pemimpin Hizbullah Bersumpah Jadikan Israel Neraka Usai Gelombang Ledakan di Lebanon

1 hari lalu

Orang-orang menyaksikan pemimpin Hizbullah Lebanon Sayyed Hassan Nasrallah menyampaikan pidato yang disiarkan televisi di Sidon, Lebanon, 25 Agustus 2024. REUTERS/Hassan Hankir
Pemimpin Hizbullah Bersumpah Jadikan Israel Neraka Usai Gelombang Ledakan di Lebanon

Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah bersumpah akan membuat Israel merasakan 'neraka', setelah gelombang ledakan peralatan komunikasi di Lebanon


PBB: Israel Lakukan Pelanggaran Berat Konvensi Hak Anak di Gaza

1 hari lalu

Anak-anak Palestina yang menderita kekurangan gizi menerima perawatan di pusat kesehatan, di tengah kelaparan yang meluas, ketika konflik antara Israel dan Hamas berlanjut, di Rafah, di selatan Jalur Gaza 4 Maret 2024. REUTERS/Mohammed Salem
PBB: Israel Lakukan Pelanggaran Berat Konvensi Hak Anak di Gaza

Sebuah komite PBB mengecam pelanggaran berat yang dilakukan Israel terhadap Konvensi Hak Anak terhadap anak Palestina di Gaza


32 Orang Tewas dan Ribuan Warga Lebanon Terluka dalam 2 Gelombang Ledakan Perangkat Nirkabel

1 hari lalu

Sebuah tempat tentara Lebanon melakukan ledakan terkendali perangkat walkie-talkie di luar American University of Beirut Medical Center, di Beirut, Lebanon, 18 September 2024. REUTERS/Mohamed Azakir
32 Orang Tewas dan Ribuan Warga Lebanon Terluka dalam 2 Gelombang Ledakan Perangkat Nirkabel

Hizbullah menuduh Israel berada di balik ledakan alat komunikasi baik pager hingga walkie talkie di Lebanon


Siswa Jepang Tewas Ditikam di China, Picu Krisis Diplomatik

1 hari lalu

Prajurit Tiongkok menghadiri latihan pengendalian massa di Shenzhen Bay Sports Center di Shenzhen, Cina, Jumat, 16 Agustus 2019. Latihan ini digelar di sebuah stadion yang terletak di seberang perairan Hong Kong dan dekat jembatan yang melintasi perbatasan.  REUTERS/Thomas Peter
Siswa Jepang Tewas Ditikam di China, Picu Krisis Diplomatik

Seorang siswa Jepang berusia 10 tahun meninggal satu hari setelah ditikam di dekat sekolahnya di China selatan


Artefak dari Perunggu yang Dicuri Lebih dari 40 Tahun Dikembalikan ke Turki

1 hari lalu

Bendera Turki dan gambar pendiri Turki modern Mustafa Kemal Ataturk dipajang, menjelang pemilihan presiden Turki pada 28 Mei, di Ankara, Turki, 27 Mei 2023. REUTERS/Yves Herman
Artefak dari Perunggu yang Dicuri Lebih dari 40 Tahun Dikembalikan ke Turki

Artefak itu adalah sebuah kline perunggu yakni sebuah sofa persegi panjang yang digunakan di Yunani dan Romawi kuno pada tahun 530 sebelum masehi


Mengintip Akomodasi Paus Fransiskus Selama di Singapura, Pusat Retret yang Bersahaja di Punggol

2 hari lalu

Kamar Paus Fransiskus di Pusat Retret St Francis Xavier di Punggol selama kunjungan ke Singapura, 11-13 September 2024. (Instagram/catholic.sg)
Mengintip Akomodasi Paus Fransiskus Selama di Singapura, Pusat Retret yang Bersahaja di Punggol

Kesederhanaan dan fungsionalitas menjadi fokus utama Paus Fransiskus memilih tempat menginap.


Amerika Serikat Klaim Tidak Terlibat dalam Ledakan Pager di Lebanon

2 hari lalu

Orang-orang berkumpul di luar rumah sakit ketika lebih dari 1.000 orang termasuk pejuang Hizbullah dan petugas medis terluka setelah pager yang mereka gunakan untuk berkomunikasi meledak di seluruh Lebanon, di Beirut, Lebanon, 17 September 2024. Ledakan massal itu terjadi di tengah serangan lintas batas antara Hizbullah dan Israel dengan latar belakang serangan brutal Israel di Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 41.200 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu. REUTERS/Mohamed Azakir
Amerika Serikat Klaim Tidak Terlibat dalam Ledakan Pager di Lebanon

Amerika Serikat mengklaim bahwa pihaknya tidak mengetahui sebelumnya dan tidak terlibat dalam ledakan massal pager di Lebanon


Israel Tanam Bahan Peledak di 5.000 Pager yang Diimpor ke Lebanon

2 hari lalu

Orang-orang berkumpul di luar rumah sakit ketika lebih dari 1.000 orang termasuk pejuang Hizbullah dan petugas medis terluka setelah pager yang mereka gunakan untuk berkomunikasi meledak di seluruh Lebanon, di Beirut, Lebanon, 17 September 2024. Ledakan massal itu terjadi di tengah serangan lintas batas antara Hizbullah dan Israel dengan latar belakang serangan brutal Israel di Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 41.200 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu. REUTERS/Mohamed Azakir
Israel Tanam Bahan Peledak di 5.000 Pager yang Diimpor ke Lebanon

Ledakan pager di Lebanon sebabkan lebih dari 300 orang kehilangan kedua tangannya, 150 hancur perutnya dan sejumlah orang kehilangan mata


Ledakan Pager Massal di Lebanon, Hizbullah Bersumpah Balas Israel

2 hari lalu

Seorang tentara berjaga di dekat American University of Beirut Medical Center (AUBMC) setelah lebih dari 1.000 orang, termasuk pejuang Hizbullah dan petugas medis terluka ketika pager yang mereka gunakan untuk berkomunikasi meledak di seluruh Lebanon, di Beirut, Lebanon, 17 September 2024. Hizbullah mengatakan pihaknya menganggap Israel
Ledakan Pager Massal di Lebanon, Hizbullah Bersumpah Balas Israel

Hizbullah bersumpah memberikan "hukuman yang adil" kepada Israel menyusul serangkaian ledakan pager yang mematikan di seluruh Lebanon.