Turki pada Minggu, 28 Januari 2024, mengutarakan kekhawatiran terhadap pembekuan sementara bantuan ke badan PBB yang mengurusi pengungsi Palestina, UNRWA, oleh beberapa negara. Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan kondisi saat ini sudah sangat sulit dan UNRWA membutuhkan dana jutaan USD untuk para pengungsi Palestina, bahkan sejak 7 Oktober 2023, sudah lebih dari 150 staf UNRWA terbunuh oleh Israel di Gaza,
“Pembekuan sementara pendanaan ke UNRWA menyusul tuduhan pada segelintir staf UNRWA, akan sangat melukai rakyat Palestina. Kami berharap, negara-negara yang mengumumkan pembekuan semenara pendanaan ke UNRWA agar mempertimbangkan kembali keputusan mereka,” demikian keterangan Kementerian Luar Negeri Turki.
Amerika Serikat dan Kanada pada Sabtu, 27 Januari 2024, mengumumkan untuk sementara membekukan pendanaan ke UNRWA menyusul tuduhan Israel kalau ada beberapa staf UNRWA yang ikut bersama Hamas melancarkan serangan ke Israel pada 7 Oktober 2023.
UNRWA bertugas memberikan pendidikan, kesehatan dan bantuan lainnya ke warga Palestina di Gaza, Tepi Barat, Yordania, Suriah dan Lebanon. Lembaga itu membantu sekitar dua per tiga dari 2.3 juta jiwa populasi Gaza dan telah memainkan peran penting dalam mendistribusikan bantuan selama perang. Negara-negara yang menghentikan sementara pendanaan ke UNRWA adalah Inggris, Italia, Finlandia, Amerika Serikat, Australia dan Kanada.
Kementerian Luar Negeri Palestina mengkritisi keputusan ini dengan menggambarkan sebagai sebuah kampanye Israel melawan UNRWA. Sedangkan Hamas mengutuk diakhirinya kontrak kerja sejumlah pegawai di UNRWA hanya berdasarkan informasi yang disampaikan Israel.
Sedangkan Kementerian Luar Negeri Inggris mengatakan saat ini sudah menghentikan sementara ke UNRWA. Adapun tuduhan soal keterlibatan staf UNRWA dalam serangan ke Israel, masih dievaluasi Inggris. London pun telah mengutuk serangan pada 7 Oktober 2023 dengan menyebut sebagai terorisme yang keji.
Sumber: middleeastmonitor.com
Pilihan editor: Korea Utara Luncurkan Rudal Jelajah ke Pantai
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini