TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah kelompok Hindu yang kuat mengatakan beberapa masjid di India dibangun di atas kuil Hindu yang dibongkar, tampaknya memperkuat pendiriannya dalam perselisihan sektarian yang telah berlangsung selama beberapa dekade, hanya beberapa hari setelah sebuah kuil besar diresmikan di lokasi sebuah masjid yang dihancurkan.
Komentar dari Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS), induk ideologis dari partai nasionalis Hindu pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi, muncul setelah Modi dan ketua RSS memimpin konsekrasi kuil tersebut pada Senin di lokasi masjid abad ke-16 yang dihancurkan oleh massa Hindu pada 1992.
Perebutan klaim atas tempat-tempat suci telah memecah belah India yang mayoritas penduduknya beragama Hindu, yang memiliki populasi Muslim terbesar ketiga di dunia, sejak kemerdekaan dari pemerintahan Inggris pada tahun 1947.
Empat hari setelah kuil tersebut diresmikan di kota Ayodhya di utara, seorang pengacara dari para pembuat petisi Hindu mengatakan Survei Arkeologi India telah menetapkan bahwa sebuah masjid abad ke-17 di kota suci Hindu Varanasi, di daerah pemilihan parlemen Modi, telah dibangun di atas sebuah kuil Hindu yang dihancurkan.
Survei Arkeologi tidak menanggapi permintaan komentar.
Pada Jumat malam, pemimpin senior RSS Indresh Kumar mempertanyakan apakah masjid Gyanvapi di Varanasi dan tiga lainnya, termasuk yang dihancurkan di Ayodhya di lokasi di mana banyak umat Hindu percaya bahwa Lord Ram dilahirkan, adalah masjid.
“Apakah kita harus menganggapnya sebagai masjid atau tidak, masyarakat di negara ini dan dunia harus memikirkannya,” kata Kumar kepada Reuters dalam sebuah wawancara, merujuk pada situs-situs di Gyanvapi, Ayodhya, satu situs lainnya di negara bagian Uttar Pradesh, dan satu situs lainnya di Madhya. Pradesh. “Mereka harus membela kebenaran, atau membela pihak yang salah?”
Dalam reaksi pertama kelompok tersebut terhadap temuan Gyanvapi, Kumar berkata, "Terimalah kebenarannya. Adakan dialog dan biarkan pengadilan yang memutuskan."
Mengajukan pertanyaan tentang masjid tidak berarti kelompok Hindu terdiri dari “gerakan anti-masjid”, katanya. “Ini bukan gerakan anti-Islam. Ini adalah gerakan mencari kebenaran yang harus disambut baik oleh dunia.”