TEMPO.CO, Jakarta - Selandia Baru akan mengerahkan tim pertahanan beranggotakan enam orang ke Timur Tengah sebagai bagian dari koalisi Laut Merah, kata Perdana Menteri Selandia Baru Christopher Luxon pada Selasa, 23 Januari 2024. Koalisi tersebut merupakan inisiatif Amerika Serikat yang dibentuk tahun lalu sebagai tanggapan atas serangan kelompok Houthi di Laut Merah.
“Serangan Houthi terhadap kapal komersial dan angkatan laut adalah ilegal, tidak dapat diterima, dan sangat mengganggu stabilitas,” kata Luxon dalam jumpa pers. “Pengerahan ini ... merupakan kelanjutan dari sejarah panjang Selandia Baru dalam membela kebebasan navigasi baik di Timur Tengah maupun di wilayah terdekatnya.”
Luxon mengatakan tidak ada personel pertahanan dari Selandia Baru yang akan pergi ke Yemen atau terlibat dalam pertempuran secara langsung, namun negaranya akan berkontribusi kepada upaya pertahanan kapal-kapal di Timur Tengah sesuai dengan hukum internasional.
Amerika Serikat dan Inggris telah melakukan serangan udara terhadap kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran di Yaman, yang telah menargetkan kapal-kapal sipil di Laut Merah selama berminggu-minggu.
Houthi mengatakan serangan-serangan tersebut merupakan bentuk protes terhadap operasi militer Israel di Jalur Gaza, yang masih berlangsung hingga saat ini sejak Oktober 2023.
Terbaru, Amerika Serikat dan Inggris melancarkan ronde serangan terbaru pada Senin, menargetkan situs penyimpanan bawah tanah Houthi serta kemampuan rudal dan pengawasan kelompok tersebut, kata Pentagon atau Departemen Pertahanan AS.
Serangan-serangan Houthi telah mengganggu jalur perdagangan global dan memicu ketakutan munculnya inflasi global. Perusahaan-perusahaan pengirim barang telah mengubah rute mereka, mengambil jalan yang lebih panjang di sekitar ujung selatan Afrika. Hal itu menimbulkan biaya yang lebih tinggi dan penundaan pengiriman energi, makanan, dan barang-barang konsumen.
Selain dampak ekonomi, serangan Houthi juga memunculkan kekhawatiran lebih dalam bahwa imbas dari operasi militer Israel di Gaza untuk menumpas Hamas dapat mendestabilisasi kawasan Timur Tengah.
Menteri Luar Negeri Selandia Baru Winston Peters mengatakan tindakan Selandia Baru yang mengirimkan tim pertahanan ini tidak boleh disamakan dengan sikapnya terhadap konflik Israel – Palestina.
“Setiap anggapan bahwa dukungan kami terhadap keamanan maritim di Timur Tengah berhubungan dengan perkembangan terkini di Israel dan Jalur Gaza, adalah salah,” kata Peters.
Selandia Baru telah menyerukan gencatan senjata kemanusiaan, jeda kemanusiaan dan kebutuhan mendesak untuk mengambil langkah lebih lanjut menuju gencatan senjata yang berkelanjutan di Gaza.
REUTERS
Pilihan editor: Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr Akui Taiwan bagian dari Cina