TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengakui serangan AS dan sekutu mereka yang menargetkan kelompok Houthi Yaman tidak membuat kelompok tersebut gentar dan menghentikan serangan di Laut Merah.
Meski demikian, Biden menegaskan serangan terhadap kelompok pemberontak Yaman itu akan terus dilakukan.
"Pertanyaannya, apakah serangan AS dan sekutu menghentikan Houthi? Tidak. Apakah kami akan terus melakukannya? Ya," kata Biden kepada wartawan di Gedung Putih pada Kamis, sebelum berangkat ke negara bagian North Carolina, seperti dilansir Aljazeera, Jumat 19 Januari 2024.
Pada Kamis, AS meluncurkan gelombang kelima serangan udara terhadap Houthi, menargetkan rudal balistik anti-kapal, menurut keterangan resmi Gedung Putih.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional, John Kirby, mengatakan di pesawat Air Force One bahwa serangan tersebut menargetkan "beberapa" rudal yang "sedang siap untuk ditembakkan ke Laut Merah." Kirby mengatakan rincian tambahan akan disediakan oleh Komando Sentral AS.
"Kami tidak mencari konflik di wilayah ini. Tetapi kita harus dapat bertindak untuk membela diri tidak hanya untuk kapal dan pelaut kita, tetapi juga untuk kapal dagang dan pelaut internasional di Laut Merah," katanya.
"Serangan-serangan ini akan terus berlanjut selama diperlukan untuk mengganggu dan merusak kemampuan Houthi melakukan serangan-serangan ini," kata Kirby.
Juru bicara Pentagon Sabrina Singh mengatakan dalam pengarahan selanjutnya bahwa Houthi harus mengambil keputusan untuk menghentikan serangan tersebut.
“Kami tidak pernah mengatakan bahwa Houthi akan segera berhenti,” kata Singh, seraya menambahkan bahwa menghentikan serangan adalah “kepentingan terbaik” kelompok tersebut.
“Anda telah melihat bahwa kami telah mampu menurunkan dan sangat mengganggu serta menghancurkan sejumlah besar kemampuan mereka sejak Kamis. Namun merekalah yang menentukan kapan mereka memutuskan untuk berhenti mengganggu pelayaran komersial, pelaut tak berdosa yang sedang transit di Laut Merah.”
Kelompok Houthi telah melakukan serangan berulang kali terhadap kapal kargo terkait Israel di Laut Merah, saluran utama perdagangan global, sebagai bentuk dukungan terhadap warga Palestina yang dibombardir Israel di Gaza.
Lebih dari dua lusin kapal telah diserang oleh kelompok tersebut sejak mereka menyita kapal Galaxy Leader yang terkait dengan Israel pada November.
Serangan tersebut telah memaksa beberapa operator pelayaran terbesar di dunia untuk mengalihkan kapal mereka ke sekitar ujung selatan Afrika, sehingga sangat mengganggu perdagangan global.
AS dan mitranya bulan lalu meluncurkan pasukan multinasional, Operation Prosperity Guardian, untuk melindungi kapal komersial dari serangan drone dan rudal di jalur air tersebut.
Pilihan Editor: Houthi Jamin Keamanan Kapal Rusia dan Cina di Laut Merah
ALJAZEERA