TEMPO.CO, Jakarta - Dikenal oleh masyarakat internasional sebagai “Africa’s Iron Lady”, Peraih Nobel Ellen Johnson Sirleaf asal Liberia adalah wanita pendukung kebebasan, perdamaian, keadilan, pemberdayaan perempuan serta pemerintahan yang demokratis.
Sebagai presiden perempuan pertama yang terpilih secara demokratis di Afrika, ia telah dipercaya sebagai pemimpin Negara Liberia setelah terjadinya perang saudara yang berlangsung selama satu dekade, serta Krisis Ebola.
Sirleaf kembali memenangkan pengakuan internasional karena mencapai perubahan ekonomi, sosial, dan politik. Selain itu, juga diakui sebagai pemimpin global dalam pemberdayaan perempuan, Presiden Sirleaf dianugerahi penghargaan Nobel Perdamaian pada 2011.
Presiden Perempuan Pertama Afrika
Tepat pada 16 Januari 2006, Presiden Sirleaf terpilih sebagai Presiden Republik Liberia, dua tahun setelah perang saudara berdarah di negara itu berakhir. Pelantikan presiden yang bersejarah secara demokratis sebagai yang pertama di Afrika.
Sebelum pemilu, ia pernah menjabat di pemerintahan transisi, sebagaimana ia menjadi ketua dan memimpin Komisi Reformasi Pemerintahan Anti Korupsi di negara tersebut. Kembali menang pada pemilihan presiden, pada November 2011 Sirleaf menduduki dua periode jabatan sebagai presiden Negara Liberia.
Kemudian pada Juni 2016, Presiden Sirleaf terpilih sebagai Ketua Ekonomi perempuan pertama bersama Komunitas Negara-negara Afrika Barat (ECOWAS) untuk jangka waktu satu waktu. Pasalnya pada jabatannya sebagai presiden di periode kedua, Sirleaf fokus pada pembangunan negaranya yang menarik lebih dari $16 miliar investasi asing. Ia juga berhasil menegosiasikan pengampunan utang luar negeri sebesar $4,6 miliar dan pencabutan sanksi perdagangan PP, yang memungkinkan Liberia kembali mengakses wilayah tersebut.
Presiden Sirleaf, pada Mei 2012 dipercaya sebagai salah satu ketua Panel Terkemuka Tingkat Tinggi Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa. Ia bertugas menyusun peta jalan untuk pemulihan global dan pembangunan berkelanjutan.
Awalnya, Presiden Sirleaf memulai karirnya di Departemen Keuangan di Liberia pada 1965. Pada 1979, dia naik posisi ke Menteri Keuangan yang memperkenalkan langkah-langkah untuk mengekang kesalahan dalam pengelolaan keuangan negara. Setelah terjadinya kudeta militer tahun 1980, ia menjadi presiden Bank Liberia untuk pembangunan Investasi. Namun, ia akhirnya meninggalkan Liberia pada saat yang sama, melarikan diri dari pemerintahan militer yang semakin menindas.
Selain itu, Sirleaf juga pernah menjabat sebagai wakil presiden kantor regional Citicorp Afrika di Nairobi, sebagai pejabat bagian pinjaman di Bank Dunia, bahkan menjabat sebagai wakil presiden di Equator Bank. Bahkan sebelum kampanye pertamanya sebagai presiden, Sirleaf pernah menjabat sebagai asisten administrator Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan sebagai direktur Regional Biro Afrika, dengan pangkat asisten sekretaris jenderal PBB
Kemudian pernah pergi ke pengasingan, ia mendirikan wahana modal ventura bagi pengusaha afrika dan mendirikan Measuagoon, sebuah LSM yang fokusnya pengembangan komunitas Liberia. Hingga akhirnya membawa namanya untuk diberikan anugerah gelar doktor kehormatan oleh lebih dari 15 institusi.
Dengan nama lahir sebagai Ellen Eugenia Johnson, Presiden Sirleaf merupakan anak cucu dari seorang kepala suku tradisional yang terkenal di Liberia barat dan seorang wanita pasar dari Liberia tenggara. Sirleaf mengenyam pendidikan AS, memiliki gelar master dalam administrasi publik dari Kennedy School of Harvard University. Sirleaf juga memperoleh gelar sarjana akuntansi di Madison Business College pada 2016.
Bukan hanya sebagai menjabat posisi penting di bidang keuangan, Presiden Sirleaf telah banyak menuliskan dan menerbitkan buku terkait masalah keuangan, pembangunan, dan hak asasi manusia. Pada 2008, ia pernah menerbitkan memoarnya yang disambut baik dengan mendapatkan pujian kritis.
UN.ORG
Pilihan editor: George Weah Batalkan Suara Liberia di PBB yang Menentang Gencatan Senjata di Gaza