TEMPO.CO, Jakarta - Mantan walikota kota Vladivostok, Rusia, mendaftar untuk berperang di Ukraina dan berangkat ke garis depan setelah ia dijatuhi hukuman 12 tahun penjara karena korupsi, surat kabar Kommersant, Minggu, 14 Januari 2024.
Oleg Gumenyuk, mantan walikota Vladivostok, tahun lalu dijatuhi hukuman 12 tahun penjara karena menerima suap sebesar 38 juta rubel (Rp6,7 miliar). Dia menjabat sebagai walikota dari 2018 hingga 2021 dan mengundurkan diri di tengah banyaknya kritik terhadap kinerjanya dari pejabat lokal dan federal.
“Menurut perintah yang dikeluarkan untuk Gumenyuk, dia seharusnya melapor ke unit militernya pada 22 Desember,” Kommersant mengutip pernyataan pengacara Gumenyuk, Andrei Kitaev.
Puluhan ribu tahanan Rusia mengajukan diri untuk bertugas di Ukraina, memanfaatkan tawaran grasi.
Pada bulan Desember, Kommersant melaporkan bahwa Alexander Tyutin, seorang pengusaha St Petersburg yang telah menjalani hukuman 23 tahun penjara karena memerintahkan pembunuhan mendapat grasi dengan mendaftar ke Ukraina, namun ia ditangkap karena karena merencanakan pembunuhan lain.
Perekrutan tahanan awalnya dipelopori oleh kelompok tentara bayaran Wagner, yang pemimpinnya Yevgeny Prigozhin terbunuh dalam kecelakaan pesawat pada Agustus 2023 setelah pemberontakan yang gagal melawan kepemimpinan militer Rusia pada bulan Juni.
Kementerian Pertahanan Rusia kemudian mengadopsi taktik tersebut, dengan membentuk unit Storm-Z yang sebagian terdiri dari sukarelawan narapidana yang direkrut langsung dari penjara.
REUTERS
Pilihan Editor Paus Fransiskus Pertahankan Pemberkatan Pasangan Sesama Jenis, Ini Alasannya