TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pastor liberal terkemuka dipecat dari Gereja Ortodoks Rusia karena menolak membacakan doa memohon kepada Tuhan untuk membimbing Rusia menuju kemenangan atas Ukraina.
Dalam putusan yang diterbitkan pada Sabtu, 13 Januari 2024, pengadilan gereja mengatakan Aleksiy Uminsky harus “dikeluarkan dari ordo suci” karena melanggar sumpah imamnya. Keputusan tersebut diteruskan untuk disetujui oleh Patriark Kirill, kepala gereja Rusia yang sangat mendukung Presiden Vladimir Putin.
Kasus ini menunjukkan bagaimana gereja menekan perbedaan pendapat seiring dengan dukungan terhadap Putin dan “operasi militer khusus” yang dilakukannya di Ukraina, yang kini mendekati akhir tahun kedua.
Pengadilan gereja mengatakan Uminsky telah melanggar sumpahnya dengan menolak membacakan "Doa untuk Rusia Suci" - sebuah nama kuno untuk Rusia - yang diwajibkan oleh Kirill dalam kebaktian gereja.
“Lihatlah, mereka yang ingin berperang telah mengangkat senjata melawan Rusia Suci, berharap untuk memecah belah dan menghancurkan persatuan rakyatnya,” demikian bunyi doa yang pertama kali diucapkan oleh Kirill pada 25 September 2022, tujuh bulan setelah invasi Rusia ke Ukraina.
“Bangkitlah ya Tuhan, tolonglah umat-Mu dan berilah kami kemenangan melalui kekuatan-Mu.”
Lusinan pastor Ortodoks Rusia telah dihukum karena menantang garis Gereja mengenai perang – misalnya, dengan membacakan doa untuk perdamaian alih-alih kemenangan – menurut Christians Against War, sebuah kelompok online yang telah mendokumentasikan kasus-kasus mereka.
Uminsky adalah korban paling menonjol sejauh ini. Dia telah melayani selama 30 tahun sebagai pastor senior di Gereja Tritunggal Mahakudus Pemberi Kehidupan di Moskow sebelum tiba-tiba dipecat bulan ini, tepat sebelum Natal Ortodoks, Sabtu. Dia terkenal karena pekerjaan rumah sakitnya untuk anak-anak dan orang dewasa yang sekarat, dan memimpin pemakaman mantan Presiden Soviet Mikhail Gorbachev pada 2022.
Dalam sebuah wawancara pada November lalu, Uminsky mengatakan bahwa bahasa perang dan “operasi militer khusus” “sama sekali tidak sesuai” dengan liturgi gereja.
Ia mendorong umat untuk mencari pastor yang "lebih banyak berdoa untuk perdamaian daripada kemenangan dan memahami bahwa dalam perang modern, kemenangan apa pun hampir selalu setara dengan penghancuran diri."
Ksenia Luchenko, pakar Gereja Ortodoks Rusia di Dewan Hubungan Luar Negeri Eropa, mengatakan putusan terhadap Uminsky tidak masuk akal karena doa yang dituduhkan tidak dibacanya belum dipertimbangkan dan disetujui oleh badan tertinggi Gereja, Dewan Sinode Suci.
Dia mengatakan hukumannya adalah "bukti perampasan kekuasaan oleh Patriark Kirill di Gereja Ortodoks Rusia dan pelanggaran terhadap dokumen undang-undangnya".
Uminsky belum berkomentar di depan umum mengenai pemecatannya. Pengadilan gereja mengatakan keputusan untuk mengusirnya diambil setelah dia tidak hadir meski telah dipanggil sebanyak tiga kali.
Sebanyak 11.627 penganut Ortodoks telah menandatangani surat terbuka untuk mendukungnya sejak ia dicopot dari jabatan di Gereja Tritunggal Mahakudus dan digantikan oleh Andrei Tkachov, seorang pendukung perang yang vokal.
Mereka mengatakan keputusan tersebut telah membuat mereka sangat menderita dan akan menghilangkan dukungan spiritual ribuan orang.
“Ini adalah tragedi besar bagi banyak orang beriman, bagi pasien rumah sakit anak-anak, bagi ratusan tahanan dan ribuan tuna wisma.”
REUTERS
Pilihan Editor Houthi Sesumbar Balas Serangan AS ke Yaman