TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Ekuador telah menetapkan kondisi darurat tanggal 8 Januari 2024 yang dipicu kerusuhan di wilayah Guayaquil oleh kelompok geng bersenjata. Kementerian Luar Negeri RI pada Kamis malam, 11 Januari 2024, mengkonfirmasi berdasarkan komunikasi dengan komunitas WNI di Ekuador, tidak ada WNI yang menjadi korban dalam kejadian tersebut.
Dalam catatan KBRI Quito, total WNI yang berada di wilayah Ekuador per Januari 2024 sebanyak 48 orang. Sebagian adalah WNI yang berprofesi sebagai Paderi atau Misionaris yang tersebar di wilayah terpencil diluar dari wilayah Guayaquil. Sementara itu sebagian lainnya adalah staf dan keluarga KBRI yang bermukim di Ibu Kota Quito.
Secara khusus, KBRI juga telah memonitor kondisi WNI di Guayaquil, yakni satu WNI perempuan yang tercatat menetap di wilayah tersebut, namun saat ini yang bersangkutan terpantau tengah berada di luar wilayah wilayah Ekuador.
KBRI terus menjalin komunikasi dengan para WNI dan menyusun rencana kontingensi untuk antisipasi jika terjadi eskalasi yang semakin memburuk.
Ekuador mengumumkan situasi darurat pada Senin, 8 Januari 2024, setelah salah satu pemimpin geng kartel narkoba paling berbahaya di negara itu kabur dari penjara. Pemimpin geng kuat Los Choneros, Jose Adolfo Macias, alias "Fito," dilaporkan hilang pada Minggu, 7 Januari 2024, dari selnya dengan keamanan tinggi di sebuah penjara di Kota Guayaquil.
Macias dijatuhi hukuman 34 tahun penjara pada 2011 karena berbagai kejahatan, termasuk pembunuhan dan perdagangan narkoba. Geng Los Choneros telah terlibat dalam perselisihan berdarah dengan kelompok kriminal lain yang memiliki hubungan dengan kartel di Meksiko dan Kolombia mengenai jalur perdagangan narkoba.
Pilihan Editor: DK PBB Adopsi Resolusi Penghentian Operasi Yaman di Laut Merah