TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah jajak pendapat yang dirilis pada Selasa, 2 Januari 2024, mengungkap hanya 15 persen responden, yang merupakan warga Israel, menginginkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tetap menjabat setelah pertempuran di Gaza berakhir. Meski demikian, masih banyak responden yang mendukung strategi Netanyahu untuk menumpas kelompok Hamas yang bercokol di Gaza.
Netanyahu berjanji menghancurkan Hamas setelah penyerbuan kelompok tersebut pada 7 Oktober 2023 di Israel selatan yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera 240 lainnya. Selama hampir tiga bulan, pasukan Israel menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza yang mereka sebut sebagai serangan balasan.
Sampai berita ini diturunkan, sebanyak 129 sandera masih ditahan Hamas di Gaza. Netanyahu sebelumnya mengatakan tekanan militer seperti yang dilakukan Israel sekarang penting untuk memastikan para sandera dibebaskan. Pada akhir November 2023, sekitar 100 orang sandera Israel dibebaskan yang ditukar dengan ratusan tahanan Palestina.
Menurut jajak pendapat yang dilakukan Israel Democracy Institute (IDI), 56 persen responden mengatakan melanjutkan serangan militer adalah cara terbaik untuk mengembalikan para sandera. Sementara 24 persen berpendapat kesepakatan pertukaran, termasuk pembebasan ribuan tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel akan menjadi jalan terbaik.
Hanya 15 persen responden yang menginginkan Netanyahu tetap menjabat sebagai perdana menteri setelah peperangan usai berdasarkan jajak pendapat tersebut. Saingan politik Netanyahu dan mitra kabinet perangnya saat ini, Benny Gantz, mendapat dukungan dari 23 persen responden. Sekitar 30 persen lainnya tidak menyebutkan pemimpin mana yang menjadi pilihan mereka.
Jajak pendapat itu dilakukan terhadap 746 responden yang dilakukan pada 25 Desember 2023 sampai 28 Desember 2023, dengan tingkat kepercayaan 95 persen. IDI pada Desember 2023 melakukan jajak pendapat yang menemukan 69 persen warga Israel berpendapat pemilu harus diadakan segera setelah perang berakhir.
Netanyahu mengatakan pada Sabtu, 30 Desember 2023, bahwa dibutuhkan waktu berbulan-bulan sebelum kemenangan dapat dicapai. Survei berturut-turut menunjukkan popularitas Netanyahu merosot tajam sejak Hamas menyerang Israel pada pada 7 Oktober 2023, hingga menjadikannya hari paling mematikan dalam 75 tahun sejarah Negeri Bintang Daud.
Sementara itu, serangan Israel telah menewaskan sedikitnya 22.158 orang di Gaza berdasarkan otoritas kesehatan di wilayah tersebut, dan sekitar 57 ribu lainnya menjadi korban luka-luka. Israel mengakui telah membunuh sekitar 8 ribu pejuang Palestina dan berjanji akan memburu para pemimpin Hamas.
REUTERS
Pilihan Editor: Tak Ada WNI dalam Daftar 48 Korban Tewas Gempa Jepang
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini