TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan warga Palestina kembali ke utara Gaza setelah sejumlah pasukan Israel mundur dari wilayah tersebut.
“Orang-orang di sini duduk dan tidur di atas puing-puing dimana bau darah dan kematian tersebar dimana-mana,” kata seorang wanita setelah kembali kepada Al Jazeera, Selasa 2 Januari 2024.
“Banyak pembantaian telah dilakukan di sini. Ketahanan masyarakat di sini akan selalu lebih kuat daripada tentara pendudukan Israel.”
Meskipun kekurangan makanan dan air bersih, seorang perempuan lain mengatakan dia “tidak akan pernah meninggalkan Gaza utara”.
“Saya tidak akan pernah meninggalkan tanah, rumah, dan keluarga saya meskipun menderita,” tambahnya.
Israel menarik tank-tanknya keluar dari beberapa distrik di Kota Gaza pada hari Senin, 1 Januari 2024. Mereka menyatakan akan mengubah taktik dan mengurangi jumlah pasukan.
Namun pertempuran Hamas dan Israel masih berkobar di tempat lain di wilayah Gaza bersamaan dengan pemboman yang intens.
Israel mengatakan perang di Gaza, yang telah menghancurkan sebagian besar wilayahnya, menewaskan ribuan orang dan menjerumuskan 2,3 juta penduduknya ke dalam bencana kemanusiaan, masih memerlukan waktu beberapa bulan lagi.
Namun hal ini juga menandakan fase baru dalam serangannya, dimana seorang pejabat mengatakan pada hari Senin bahwa militer akan menarik pasukan di Gaza bulan ini dan beralih ke fase operasi “pembersihan” yang lebih terlokalisasi selama berbulan-bulan.
Seorang pejabat AS mengatakan keputusan tersebut tampaknya mengindikasikan dimulainya peralihan ke operasi dengan intensitas lebih rendah di wilayah utara Gaza.
Petunjuk mengenai penurunan tempo ini muncul ketika Angkatan Laut AS mengumumkan bahwa kapal induk Gerald R. Ford kembali ke pelabuhan asalnya di Virginia setelah dikerahkan ke Mediterania Timur menyusul perang Hamas-Israel.
Pejabat Israel mengatakan pengurangan pasukan akan memungkinkan beberapa pasukan cadangan untuk kembali ke kehidupan sipil, menopang perekonomian Israel yang dilanda perang, dan membebaskan unit jika terjadi konflik yang lebih luas di utara dengan Hizbullah Lebanon yang didukung Iran.
Perang Gaza dipicu oleh serangan mendadak Hamas terhadap kota-kota Israel pada 7 Oktober 2023 yang menurut Israel menewaskan 1.200 orang. Otoritas kesehatan Palestina di Gaza yang dikuasai Hamas mengatakan serangan Israel di sana telah menewaskan lebih dari 21.978 orang.
Pilihan Editor: Israel Ubah Taktik, Mulai Kurangi Pasukan di Gaza
AL JAZEERA | REUTERS