TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi berbicara soal resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menyerukan peningkatan bantuan kemanusiaan ke Gaza namun tidak menyebutkan gencatan senjata. Resolusi tersebut, yang dinomori 2720, diadopsi pada 22 Desember lalu dengan suara dari 13 negara kecuali Amerika Serikat dan Rusia yang abstain.
Dengan resolusi DK PBB itu, dewan beranggotakan 15 negara tersebut menyerukan peningkatan bantuan untuk krisis kemanusiaan di Gaza, termasuk penyediaan bahan bakar, makanan, dan pasokan medis.
Mereka juga secara eksplisit menuntut pembukaan seluruh penyeberangan perbatasan ke Gaza untuk bantuan kemanusiaan, termasuk penyeberangan Kerem Shalom yang berbatasan dengan Israel.
Resolusi tersebut juga mengusulkan penunjukan segera Koordinator Senior Kemanusiaan dan Rekonstruksi untuk Gaza. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menunjuk Sigrid Kaag untuk peran ini, dan mulai 8 Januari 2024 mendatang dia akan memfasilitasi, mengoordinasikan, memantau, dan memverifikasi pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Namun resolusi itu tidak menyebut gencatan senjata di wilayah kantong Gaza yang terkepung. Teks tersebut “menyerukan langkah-langkah mendesak untuk segera memungkinkan akses bantuan kemanusiaan yang aman, tanpa hambatan, dan diperluas” dan “menciptakan kondisi untuk penghentian peperangan yang berkelanjutan” di Gaza.
Resolusi itu merupakan versi yang diubah dari naskah aslinya yang dirancang oleh Uni Emirat Arab, yang tadinya menyerukan “penghentian peperangan yang mendesak dan berkelanjutan”.
Menlu Retno mengatakan akan meihat ke depannya apakah resolusi ini dapat membawa perbedaan di Gaza. “Tapi yang pasti, satu elemen penting yang diperlukan untuk membuat perbaikan di lapangan adalah gencatan senjata, tidak ada dalam resolusi tersebut,” kata dia.
“Jadi kita akan lihat bagaimana resolusi ini akan dapat membuat perbaikan di Gaza,” imbuhnya, berbicara dalam acara makan siang bersama Menteri Luar Negeri RI di bilangan Jakarta Selatan pada Rabu, 27 Desember 2023.
Serangan Israel di Gaza yang tak kunjung henti sejak 7 Oktober lalu telah menewaskan sedikitnya 20.674 orang, termasuk 8.200 anak-anak dan 6.200 perempuan, menurut angka dari otoritas kesehatan Gaza. Sebanyak 7.000 lainnya masih dalam keadaan hilang.
Israel mengatakan pasukannya melancarkan operasi militer di wilayah kantong tersebut karena serangan Hamas pada 7 Oktober lalu yang menewaskan hampir 1.200 orang dan menyandera ratusan lainnya.
Nabiila Azzahra A.
Pilihan Editor: Xi Jinping Berani Lakukan Segala Cara Agar Taiwan Tak Lepas dari Cina