TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Cina Xi Jinping pada Selasa 26 Desember 2023, mengungkap Beijing akan menggunakan cara apapun untuk mencegah lepasnya Taiwan dari Cina. Sebaliknya, bersatunya Taiwan dan Cina adalah hal yang tidak dapat dihindari.
Ucapan itu disampaikan Xi dalam sebuah pidato Central Committee Partai Komunis Cina merayakan 130 tahan ulang tahun Mao Zedong seperti diwartakan kantor berita Xinhua.
“Kami akan dengan tegas mencegah siapapun yang membuat Taiwan melepaskan diri dari Cina,” kata Xi.
Xi juga menggambarkan reunifikasi sepenuhnya Cina adalah sebuah tren tak terhindarkan, baik demi menyangkut kepentingan nasional dan keinginan rakyat. Dia pun menyerukan agar dikerahkan segala upaya mempromosikan perdamaian antara Cina dengan Taiwan diberbagai sektor.
Beijing menganggap Taiwan adalah bagian teritorial Cina dan telah memperingatkan segala upaya untuk menyatakan Taiwa sebagai sebuah wilayah merdeka sama dengan menyatakan perang. Ucapan itu disampaikan Xi yang dengan jelas ke Presiden Amerika Serikat Joe Biden saat keduanya bertemu di California pada akhir bulan lalu.
“Cina akan memberikan cukup banyak ruang untuk reunifikasi yang damai dengan Taiwan, namun tidak akan mentoleransi setiap gerakan separatis oleh Taipe,” kata Xi
Jika tidak ada aral melintang, Taiwan dijadwalkan menggelar pemilu parlemen dan presiden pada 13 Januari 2023. Lai Ching-te dari Partai Democratic Progressive (DPP) muncul sebagai calon yang dijagokan untuk memenangkan pemilu. Dia menggambarkan dirinya sebagai seorang pekerja untuk kemerdekaan Taiwan dan menuduh Beijing mengancam Taiwan lewat angkatan bersenjatanya.
Xi dalam pidato, Selasa, 26 Desember 2023, tidak menyinggung pemilu Taiwan atau penggunaan kekuatan militer pada Taiwan.
Berlokasi sekitar 180 kilometer jauhnya dari wilayah daratan Cina, Taiwan dulunya dikenal dengan sebutan Formosa. Negeri Tirai Bambu itu menyerahkan Taiwan ke Jepang dalam invasi pada 1895, namun mengklaim Jepang telah mengembalikan pulau itu saat menyerahkan diri pada 1945. Ketika para nasionalis Cina kalah dalam perang sipil pada 1949 melawan komunis Mao, mereka melarikan diri dan mengevakuasi Taiwan atas bantuan Amerika Serikat. Selanjutnya, mereka memproklamirkan diri Taipe sebagai ibu kota Taiwan
Sumber: RT.com
Pilihan Editor: Retno Marsudi Janji Bawa Isu Palestina ke Dewan HAM PBB